Otto Syamsuddin Ishak, Pria yang Rela Jadi Investigator Kasus-Kasus HAM
Rela Bertahun-tahun Tak Disapa Anak-anaknyaKamis, 16 Juni 2011 – 08:08 WIB
Jumat pekan lalu (17/6), Otto yang kini mengampu mata kuliah sosiologi di Universitas Syiah Kuala, NAD (Nanggroe Aceh Darussalam), tersebut sedang berada di Jakarta. Pria berkumis melintang dengan sorot mata tajam itu menjadi salah seorang instruktur pelatihan investigasi yang diprakarsai Yayasan Pantau. Jawa Pos menjadi salah satu peserta.
Otto tampil santai dengan celana jins dan baju lengan pendek tanpa dimasukkan ke pinggang. Dengan cekatan dia menulis bagan-bagan grafis di whiteboard soal tip dan trik investigasi. "Menekuni ilmu investigasi itu harus total. Agar lancar, kita harus berkawan dengan semua pihak. Saat itu dengan GAM (Gerakan Aceh Merdeka) saya baik, dengan intel tentara juga baik," jelasnya.
Ayah lima anak dari pernikahannya dengan Dyah Rahmani Purnomowati itu terjun ke Aceh dengan LSM yang didirikannya, Cordova, pada 1990. Otto juga ikut mendirikan Imparsial bersama almarhum Munir, pejuang HAM. Karena kedekatannya dengan GAM, termasuk sempat mendirikan Komite Independen Pemilu, dirinya dipetakan sebagai "musuh" oleh TNI. "Saya tahu itu, tapi tetap jalan saja," katanya.