Selain itu, AGSI juga menghendaki agar jam tatap muka pelajaran sekolah menjadi dua jam untuk setiap kelas. Sedangkan yang terakhir, AGSI mengharapkan agar pemerintah perlu memfasilitasi berbagai kegiatan pengembangan profesi guru, termasuk sarana dan prasarana yang menunjang profesinya. "Pentingnya pembaharuan ini bukan hanya menjadi kepentingan guru sejarah semata, tetapi untuk membangun generasi baru dengan karakter kebangsaan yang kuat," ujarnya. (Cha/jpnn)
JAKARTA - Ketua Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (AGSI) Ratna Hapsari mengeluhkan padatnya kurikulum pendidikan sejarah yang justru menghambat perkembangan