Padepokan Listrik untuk Anak Muda Spartan
Ada yang kincirnya berputar kencang. Ada yang pelan. Ada juga yang sudah lama berhenti. ”Yang berputar pelan itu karena desain ekornya tidak cocok. Tidak bisa cari arah angin,” jelasnya.
”Kalau yang berhenti itu?” tanya saya. ”Itu buatan ... yang banyak dibeli untuk dijadikan bahan pembelajaran di berbagai universitas kita,” jawabnya. Dia lantas menyebutkan nama negara Barat itu.
Dengan ciptaannya itu Ricky sudah melistriki beberapa desa terpencil di Sumba. Sudah seratus kincir dia dirikan di Sumba. Bisa saja suatu saat nanti dia akan disalahkan. Sebagian dari dana itu berupa CSR Pertamina.
Para ”penari langit” itu bisa saja dianggap fiktif. Dasarnya adalah pemberitaan TV. Menurut pemberitaan TV, proyek itu diambil dari bantuan luar negeri. Ditonjol-tonjolkanlah betapa pendonor asing begitu berjasa pada Sumba. Tidak disebutkan kincir itu buatan anak bangsa. ”Waktu kru tv mengambil gambar proyek ini, ada yang minta stiker Pertamina di proyek ini dicopot dulu,” ujar Ricky. (*)
Dahlan Iskan
Mantan CEO Jawa Pos