Guru Honorer K2 Beserdik Dapat Nilai Tertinggi tetapi Tidak Lulus PPPK Tahap 1, DPR Bergerak Cepat
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda bergerak cepat setelah mendapatkan informasi terkait salah satu guru honorer K2 beserdik dengan nilai tertinggi yang tidak lulus PPPK tahap I. Penyebabnya terkait masalah penetapan guru prioritas dan kurang prioritas.
Kepada JPNN.com, politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dapil Jawa Barat VII itu mengungkapkan sudah mendapatkan jawaban persoalan yang menimpa Atep Lesmana, guru honorer K2 beserdik dengan nilai tertinggi tersebut.
"Ternyata Pak Atep itu bukan guru prioritas karena tidak mengajar di SDN 1 Nagrikidul," kata Syaiful, Selasa (12/10).
Sesuai fakta di lapangan, lanjutnya, Atep Lesmana tempat mengajar dan sertifikat pendidiknya di SDN 1 Nagrikaler, Kabupaten Purwakarta. Sedangkan Al Solihat, tempat mengajar di SDN 1 Nagrikidul.
Dijelaskannya untuk seleksi PPPK guru tahap I formasi kebutuhan guru sesuai yang diajukan Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta yang diajukan formasi hanya SDN 1 Nagrikidul. Sedangkan SDN 1 Nagrikaler tidak ada formasi untuk Atep Lesmana.
Syaiful membeberkan Atep Lesmana meskipun dia nilainya tertinggi tetapi bukan asal dari induk sekolah yang ada formasi karena dari SDN 1 Nagrikaler. Sedangkan Al Solihat meskipun nilainya di bawah Atep tetapi karena berasal dari induk sekolah yang membuka formasi yaitu SDN 1 Nagrikidul sehingga wajar kalau Kemendikbudristek meluluskan AI Solihat.
"Intinya Pak Atep itu tidak diluluskan karena bukan guru induk," tegasnya.
Dihubungi terpisah Atep Lesmana, guru honorer K2 beserdik yang mendapatkan nilai 711 itu membenarkan dia bukan guru induk. Namun menurut Atep di Purwakarta banyak guru noninduk yang lulus PPPK guru tahap I.