Pak BG Minta Dukungan Ulama untuk Melawan Hoaks dan Intelijen Asing
jpnn.com, JAKARTA - Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal Budi Gunawan mengajak kalangan ulama untuk memahami ilmu intel. Mantan Wakapolri itu menegaskan, saat ini Indonesia menghadapi berbagai ancaman dari luar, termasuk yang memanfaatkan informasi intelijen.
BG -inisial kondang untuk Budi- mengatakan hal itu saat menjadi pembicara dalam deklarasi Majelis Dzikir Hubbul Wathon di Kamis (14/7). Menurut BG, perlu peran semua pihak terutama ulama dalam mengantisipasi ancaman tersebut.
Dia mencontohkan Kekaisaran Ottoman pada masa Sultan Mehmed Al-Fatih yang bisa jaya berkat sinergi antara empat komponen bangsa. "Yaitu pemerintah, ulama, ilmuwan, dan rakyat. Namun dari keempat komponen tersebut, ulama mempunyai peran penting," kata BG dalam sambutannya.
Ulama, sambung BG, memiliki peran penting karena umat menganggap kalangan agamawan sebagai sosok yang diberi petunjuk oleh Tuhan. Ulama pun sangat berperan dalam menyatukan umat bagi kepentingan bangsa dan negara.
Di sisi lain, kata mantan kepala Lembaga Pendidikan Polri itu, perkembangan intelijen saat ini juga sudah memasuki era 3.0 yang memadukan peran intel, teknologi dan jaringan masyarakat. “Konsep intelijen 3.0 sangat dibutuhkan untuk mendeteksi dan mengeliminasi ancaman-ancaman yang dihadapi di Indonesia," kata BG.
Oleh karena itu, lanjut BG, ulama perlu mempelajari dan terlibat dalam intelijen 3.0. Intelijen 3.0 sendiri telah diterapkan intelijen asing yang digunakan untuk mengganti rezim suatu pemerintahan.
Mantan Wakapolri ini menambahkan, ada beberapa hal yang menjadi ancaman bagi Indonesia saat ini. Pertama adalah ancaman operasi hitam atau black ops untuk memengaruhi kelompok tertentu agar tercipta situasi yang tak kondusif bagi jalannya pemerintahan.
Kedua, kata dia, ancaman psyco ops berupa distribusi berita hoaks. Tujuannya adalah memengaruhi opini masyarakat.