Pak Hasto Mesti Mampir Mriki Dahar Bakmi
Manjakan Lidah Bukan Berarti Perut Harus Terjajahjpnn.com, SLEMAN - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto dikenal sebagai pemuja kuliner tradisional. Pulang kampung pun menjadi kesempatan tersendiri bagi pria asal Sleman, Yogyakarta itu untuk memanjakan seleranya akan kuliner khas Kota Budaya tersebut.
Hasto pulang kampung ke daerah kelahirannya di Sleman, Yogyakarta, Kamis (19/7) malam. Politikus yang berulang tahun setiap 7 Juli itu pulang ke kampung halamannya untuk menjenguk ibunya.
Kesempatan itu pula yang dimanfaatkan Hasto untuk bernostalgia dengan jajan ke tempat makan favoritnya di Yogyakarta. Salah satu tempat kuliner yang selalu jadi tujuan Hasto saat pulang kampung adalah warung bakmi jawa di kawasan Condongcatur, Sleman.
Di situ ada warung bakmi jawa Miroso yang dikelola Bu Karno. Hasto juga mengajak politikus muda PDI Perjuangan Rahmat Sahid yang juga calon anggota legislatif (caleg) DPR dari partai berlambang kepala banteng itu untuk daerah pemilihan Jawa Tengah VII yang meliputi Kabupaten Kebumen, Purbalingga dan Banjarnegara menyambangi tempat jajan kesukaannya.
Hasto mengaku sudah menjadi langganan di warung Bu Karno sejak masih menjadi mahasiswa di Universitas Gadjah Mada (UGM). “Waktu itu harganya satu porsi Rp 350,” kata Hasto mengenang masa mudanya sembari menyantap bakmi jawa masakan Bu Karno.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dan salah satu caleg partainya, Rahmat Sahid saat menyantap bakmi jawa Miroso di Condongcatur, Sleman, Yogyakarta, Kamis (19/7) malam.
Kini, di dekat warung Bu Karno juga ada tempat makan kesukaan Hasto. Ada warung oseng-oseng mercon yang dikelola Bu Kiki. “Ada osengan tempe dan kerang yang superpedas,” ucap politikus yang berulang tahun setiap 7 Juli itu.
Menurut Hasto, kecintaannya pada kuliner tradisonal bukan sekadar untuk memanjakan lidah. Sebab, ada juga pesan ideologis di balik kesukaannya akan kuliner lokal.