Pak JK: Ini Beda Pembangunan Desa Zaman Dulu dan Sekarang
jpnn.com - JAKARTA - Kepedulian pemerintah terhadap desa, tidak hanya di era pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Sejak Indonesia merdeka, program-program pembangunan di desa sudah berjalan. Salah satu contoh, program dana Inpres (Instruksi Presiden) yang melahirkan SD Inpres dan Pasar Inpres yang tersebar di seluruh Indonesia.
Positifnya dari program tersebut kata Wakil Presiden Jusuf Kalla, masyarakat hingga saat ini masih dapat menikmatinya. Kualitas bangunan yang ada masih bertahan, padahal sudah berdiri sejak tahun 1970-an lalu.
"Sekarang sekolah Inpres masih ada (bangunannya). Karena ada standar dan kontrol. Artinya setiap pembangunan perlu dibuat standar," ujar JK pada Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Evaluasi Penggunaan Dana Desa 2015, serta Persiapan Penyaluran dan Penggunaan Dana Desa 2016, Senin (22/2).
Meski konsep membangun desa sudah berjalan sejak masa lalu, namun JK mengakui ada perbedaan mendasar dengan yang dilakukan pemerintah saat ini. Konsep yang sebelumnya lebih menekankan pembangunan dilaksanakan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Sementara saat ini, pemerintah mendorong agar masyarakat desa yang merancang dan melaksanakan program pembangunan masing-masing.
"Dulu pembangunan dilakukan di desa. Pusat bangun di desa, bupati juga bangun di desa. Nah kini desa yang melaksanakan pembangunan. Artinya dengan upaya baru ini, akan terjadi yang terbaik. Ini untuk mendorong kemandirian," ujarnya.
Menurut JK, program ini dirancang agar terlaksana pemerataan pembangunan. Sehingga masyarakat desa tidak berbondong-bondong mencari penghidupan di kota. "Pembangunan pedesaan untuk menjaga pemerataan. Sehingga kehidupan bangsa punya keseimbangan. Kalau tidak, akan terjadi urbanisasi besar-besaran," ujar JK. (gir/jpnn)