Pak Jokowi Sudah Biasa Dihina, Toh Rakyat Tetap Memilihnya
Ketua umum Taruna Merah Putih (TMP) itu justru menduga Fadli Zon maupun pendukung Prabowo lainnya masih sulit menerima kenyataan bahwa Jokowi tetap unggul. Bahkan, kini jarak elektabilitas antara Jokowi dengan prabowo mencapai 20 persen.
“Mas Fadli ini yakin Prabowo menang, saya juga yakin Jokowi menang. Kami pasti punya keyakinan yang berbeda dalam soal siapa yang menang 2019 dan siapa yang lebih bermanfaat bagi rakyat,” katanya.
Sementara Fadli Zon langsung mengklarifikasi pernyataan Ara yang menyebut Prabowo tidak pernah menang dalam pemilihan. Dia menegaskan bahwa Prabowo berangkat dari militer sehingga tidak pernah berkontestasi dengan sipil.
“Jadi, kontestasinya yang ada di militer. Untuk mendapatkan jenderal bintang tiga, sebagai Pangkostrad , Danjen Kopassus dan prestasi-prestasi lain itu dirintis dari bawah. Saya kira berbeda dengan sipil,” katanya.
Fadli mengatakan, Prabowo masuk ke dalam kontestasi demokrasi pada 2009 ketika menjadi calon wakil presiden berpasangan dengan Megawati Soekarnoputri pada Pilpres 2009. Selanjutnya, Prabowo menjadi calon presiden pada Pilpres 2014.
“Saya waktu itu (2009) jadi sekretaris umum tim kampanye nasional. Jadi, itu saya kira yang secara langsung ya, karena waktu 2004 Pak Prabowo tidak ikut dalam suatu pemilihan langsung,” ungkap Fadli.
Berita juga: Tak Rela Jokowi Dapat Kredit, Fahri Beber Jasa Prabowo dan SBY untuk Dana Desa
Namun, Fadli menegaskan bahwa Prabowo punya komitmen terhadap demokrasi. Buktinya, mantan Danjen Kopassus itu mendirikan Partai Gerindra yang berhasil duduk sebagai tiga besar peraih suara terbanyak Pemilu 2014.
“Di dalam banyak survei sekarang (2019) masuk di dalam dua besar. Kita tidak tahu, siapa tahu di 17 April nanti Gerindra juga bisa menjadi nomor satu di dalam memenangkan itu,” katanya.