Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Pak Karding Mencurigai Sesuatu Setelah Kedubes Jerman Mendatangi Markas FPI

Selasa, 22 Desember 2020 – 12:42 WIB
Pak Karding Mencurigai Sesuatu Setelah Kedubes Jerman Mendatangi Markas FPI - JPNN.COM
Perwakilan Kedutaan Besar Jerman di Indonesia saat mengunjungi Kantor FPI. Foto: FPI

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Abdul Kadir Karding mencurigai manuver staf Kedutaan Besar (Kedubes) Jerman yang mendatangi Sekretariat Front Pembela Islam (FPI), sebagai upaya mencampuri urusan dalam negeri Indonesia.

Terlebih lagi, kedatangan staf Kedubes Jerman ke Sekretariat FPI dilakukan setelah kejadian tewasnya enam laskar di Tol Jakarta-Cikampek KM 50 Karawang.

"Dapat diduga bagian dari ikut campur dalam urusan dalam negeri orang," ujar Karding kepada wartawan, Selasa (22/12).

Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu menjelaskan, suatu negara seharusnya tidak ikut campur permasalahan internal bangsa lain. Ketika staf Kedubes Jerman mendatangi Sekretariat FPI, tentu Indonesia perlu melayangkan protes.

"Jadi Kementerian Luar Negeri semestinya melakukan klarifikasi dan protes keras kepada Jerman," ujar dia.

Sebelumnya, Kedutaan Besar (Kedubes) Jerman menyampaikan pernyataan resmi setelah seorang stafnya bertandang ke Sekretariat FPI, Jakarta Pusat, Kamis (17/12) kemarin. Pernyataan resmi itu seperti diunggah melalui Twitter akun @KedubesJerman, Senin (21/12).

Dalam keterangannya, Kedubes Jerman tidak menyangkal seorang stafnya mendatangi Sekretariat FPI. Namun, seperti dituliskan dalam keterangan resminya, aksi mendatangi itu bukan perintah Kedubes Jerman, melainkan inisiatif pribadi.

Staf tersebut datang untuk mencari informasi tentang demonstrasi 18 Desember 2020 yang diselenggarakan Aliansi Nasional Anti-Komunis (Anak) NKRI.

Abdul Kadir Karding mencurigai manuver staf Kedutaan Besar (Kedubes) Jerman yang mendatangi Sekretariat Front Pembela Islam (FPI), sebagai upaya mencapuri urusan dalam negeri Indonesia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News