Pakai Bahasa Inggris, Pelajaran Matematika, Kimia, Fisika, Lebih Mudah Dipahami Siswa
Nur, yang lulusan Fakultas Teknik Universitas Diponegoro ini sebenarnya tidak punya cita-cita jadi guru. Dia ingin jadi seorang engineer karena profesi itu dinilai lebih mentereng dengan gaji besar. Itu sebabnya dia sengaja memilih Fakultas Teknik.
Dalam perjalanannya, takdir berkata lain. Nur terpesona dengan seorang dosennya. Dosennya itu menjadi inspirasi Nur sehingga dirinya memutuskan ingin menjadi guru.
Lulus dari Undip 2010, Nur mencoba melamar di Fatih Bilingual School, Banda Aceh. Meski tidak berlatar sarjana pendidikan, dia diterima karena Nur memiliki kemampuan berbahasa Inggris aktif. Nur pun mengajarkan mata pelajaran (mapel) Kimia.
Awal mengajarkan Kimia, Nur sedikit mengalami kesulitan karena mapel ini identik dengan rumus. Nur melihat kecenderungan anak-anak bosan dengan teknik menghafal.
Beruntung saat menjadi guru di Fatih, dia mendapat pelatihan metode pembelajaran modern yang bisa membuat siswa bisa menguasai mapel dengan cara menyenangkan. Caranya melalui simulasi, bermain games, teka-teki, dan audio visual.
"Ternyata dengan cara itu siswa lebih mudah menyerap pelajaran. Mereka bahkan bisa berinovasi," ucapnya.
Hal sama dilakukan Ayub Rohman (31). Guru matematika dan komputer di SMA Pribadi Bilingual School Bandung ini sudah membuktikan metode blanded learning yang menggabungkan pembelajaran konvensional dengan teknologi membuat siswa lebih tertantang. Ayub yang lulusan Fakultas Keguruan dari Turki ini mengajarkan matematika dalam bentuk games.
Menurut dia, mengajarkan matematika dengan blanded learning tidak harus pakai alat canggih. Dengan proyektor, handphone, laptop bisa. Dalam blanded learning tersedia online tools yang metodenya portofolio pakai web blog, interaktif video.