Pakai Intonasi Tinggi, Bikin Megawati Terkejut
Paulus Pai, sang atonis tuan rumah, lalu mempersilakan kami duduk sambil menikmati sirih dan pinang. "Kalau tak biasa, kepala sedikit pusing habis memakan sirih dan pinang ini. Jadi, jangan dipaksa," ucap Paulus.
Nah, Paulus kemudian menjelaskan dalam bahasa Indonesia apa yang diucapkannya dalam natoni itu. Yakni, ucapan selamat datang serta doa keselamatan kepada rombongan Jawa Pos ketika masuk dan meninggalkan Timor Tengah Selatan. Tak lupa doa untuk keberkahan kepada rombongan pun dipanjatkan kepada Tuhan.
Di sisi lain, atonis yang mewakili tamu menuturkan ucapan terima kasih atas doa yang diberikan. Tak lupa sang tamu memohon kepada Tuhan agar keberkahan melimpah kepada tuan rumah.
Uniknya, ketika diminta untuk mengulangi apa yang diucapkan pada natoni barus saja, Paulus tak bisa melakukannya. Paulus mengaku seperti dituntun kekuatan lain saat melakukan natoni tersebut. Kalaupun bisa, dia dapat melakukannya dalam bahasa Timor sehari-hari. Bukan dalam bahasa natoni.
Pria yang sehari-hari berprofesi petani itu menceritakan, natoni adalah adat yang berumur ribuan tahun. Menjadi atonis sejak 1967, Paulus mendapat kemampuan tersebut dari sang ayah Neno Pai.
Paulus pun tak pernah berniat atau bercita-cita meneruskan kemampuan ayahnya menjadi atonis ataupun atutas. Kemampuan ber-natoni itu lahir begitu saja ketika suatu hari pria 74 tahun tersebut mengikuti natoni di kampungnya.
Paulus muda yang tak begitu memahami apa yang diucapkan atonis pada upacara natoni tersebut kala itu tiba-tiba masuk rombongan atutas. Sejak itulah Paulus menjadi bagian dari adat natoni.
Bahasa yang digunakan dalam natoni bukanlah bahasa Timor keseharian. Tingkat bahasa dalam natoni lebih halus. Kalau dalam adat Jawa, bahasa natoni itu kromo inggil.