Pakai Jas, Bupati Belanja di Pasar Tradisional untuk Yakinkan Masyarakat
jpnn.com - BANYUWANGI – Satu lagi kebijakan inovatif dilaksanakan oleh Pemkab Banyuwangi, yaitu penataan pasar. Setelah lama menempuh jalan dialog, penataan di pasar kota Banyuwangi berhasil dilakukan. Dulu, pedagang meluber hingga ke jalan raya, saat ini total 1.200 pedagang sudah berjualan di dalam pasar kota dengan tertib.
”Alhamdulillah, kita dialog terbuka. Bahkan nomor handphone kepala dinas terkait kita pasang di baliho agar pedagang bisa langsung protes jika ada yang tak puas. Dulu sebelum saya menjabat bupati, penataan pasar kota ini bentrok. Bahkan ada Satpol PP yang ditusuk,” kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas saat berbelanja ke pasar kota Banyuwangi, Selasa (20/5).
Seusai menjadi inspektur upacara Hari Kebangkitan Nasional, Anas langsung berbelanja ke pasar tradisional kota Banyuwangi. Masih mengenakan jas sebagai inspektur upacara, Anas berdialog dengan pedagang pasar dan membeli sejumlah buah lokal. Anas datang bersama Wakil Bupati Yusuf Widiatmoko dan jajaran pimpinan daerah lain.
”Dengan masuk pasar pakai jas, saya ingin menyampaikan pesan bahwa berbelanja di pasar tradisional itu keren dan nyaman. Tidak perlu bangunan mewah, yang penting pasarnya bersih. Saya ingin semua orang tidak sok gengsi, malu ke pasar. Justru belanja ke pasar tradisional itu keren,” kata Anas.
”Momennya saya paskan dengan Hari Kebangkitan Nasional hari ini, sekaligus menandakan tekad kita semua untuk memajukan pasar tradisional dan ekonomi rakyat secara luas,” imbuh Anas.
Menurut Anas, masuknya semua pedagang ke dalam pasar akan sedikit membingungkan konsumen yang dulunya belanja di badan jalan raya. ”Karena itu sekarang sedang digarap peta-peta penunjuk lokasi tempat pedagang biar konsumen mudah menemukan barang yang ingin dicarinya. Saya yakin ke depan dagangan makin laris," ujarnya.
Pemkab Banyuwangi sendiri telah mempercantik pasar kota Banyuwangi dengan memberi pagar dan pot berisi tanaman-tanaman. ”Saya juga instruksikan pavingisasi lantai pasar, perbaikan atap, dan penambahan tempat sampah,” jelasnya.
Anas menambahkan, berdasarkan survei dari pihak independen tentang perilaku ekonomi masyarakat Banyuwangi diperoleh data bahwa 32 persen masyarakat belanja di pasar tradisional dan 64 persen di toko kelontong.