Pakar Apresiasi Kinerja Cemerlang Menteri Bahlil Lewat Investasi
“Indonesia memiliki jumlah penduduk yang banyak yaitu 278,69 juta jiwa pada pertengahan 2023 menurut BPS. Hal itu akan berkorelasi terhadap tingkat konsumsi,” ujar Hendra.
Lebih lanjut, Hendra menuturkan belum lagi dalam waktu dekat Indonesia akan menghadapi bonus demografi yang bertepatan pada tahun 2030 hingga 2040 mendatang. Hal itu seharusnya bisa dimanfaatkan sebaik mungkin untuk meningkatkan pertumbuhan dan kesejahteraan masyarakat.
Dari data BPS disebutkan, ekspor mulai mengalami kontraksi 2,75 persen, sementara impor juga terkontraksi 3,08 persen, di tengah perlambatan perdagangan dunia.
Namun demikian, ekspor produk unggulan nasional masih tumbuh positif. Secara volume, pertumbuhan ekspor batu bara, olahan kelapa sawit, dan besi baja masing-masing tumbuh 5,1 persen; 56,4 persen; dan 18,0 persen (yoy) pada triwulan II.
Sektor manufaktur tumbuh sebesar 4,88 persen (yoy) pada triwulan II-2023 dan sektor perdagangan tumbuh 5,25 persen, sejalan ekspansi sektor manufaktur selama 23 bulan berturut-turut.
Sebagai kontributor utama dari industri manufaktur, industri pengolahan makanan dan minuman tumbuh 4,62 persen pada triwulan II, didorong oleh peningkatan produksi olahan minyak sawit dan konsumsi dalam negeri.
Sementara itu, aktivitas hilirisasi masih terus mendorong tingkat pertumbuhan industri pengolahan logam dasar yang tumbuh 11,49 persen (yoy) di triwulan II.
“Maka secara teori ekonomi jika penduduk banyak, maka konsumsi juga akan tinggi dan investasi juga tinggi dan pertumbuhan ekonomi juga tinggi. Ini tidak dimiliki negara G20 lainnya khususnya Eropa dan Amerika Serikat,” kata Hendra.