Pakar Minta Pemerintah Waspadai Bencana Ekstrem 32 Tahunan
Alumnus Doktoral Universitas Pertahanan RI itu menggunakan metode Computable General Equilibrium (CGE) dalam memprediksi beberapa skema keterkaitan lintas sektor dan subsektor.
Dina menyebut ada trend negatif yang perlu diwaspadai, yakni potensi bahaya 32 tahunan.
Hasil proyeksi simulasi pesimistik pada 2030 dengan penurunan produksi pangan sejumlah 10 persen maka berpotensi meningkatkan inflasi hingga 170 persen dari base scenario.
"Sebaliknya, peningkatan produksi pangan sejumlah 10 persen justru menurunkan inflasi sebanyak lima kali lipat dari base scenario," uap Dina.
Artinya, lanjut Dina, kita perlu mewaspadai penurunan produktivitas pangan, karena signifikan terhadap tingginya laju inflasi yang berujung pada instabilitas nasional, urai Dina Hidayana.
Mempertegas itu, Dina mengingatkan fenomena masa Orde Lama di tahun 1966 diawali dengan guncangan ekonomi dahsyat, yang diiringi bencana kelaparan, kematian massal dan utang negara yang fantastis dengan hiperinflasi mencapai 650 persen, sehingga mengakibatkan berakhirnya Rezim Presiden Soekarno.
Kejadian serupa pada penghujung masa Orde Baru 1998, harga pangan tak terkendali akibat akumulasi pergeseran industri pangan ke ekstraktif dan ketergantungan pada importasi pangan pokok yang terus meningkat hingga puncaknya inflasi lebih dari 70 persen serta merta meniadakan Rezim Soeharto sekali pun telah berkuasa 32 tahun.
"Dengan pola sejenis, diprediksi 2030 akan terjadi bencana ekstrim serupa, apabila tidak segera dilakukan upaya mitigasi sejak sekarang" kata Dina.