Pakar Pendidikan: Siswa Harus Berpikir Layaknya Komputer
Proses pembelajaran melibatkan tujuh keahlian utama bagi siswa abad 21, yaitu, kolaborasi, kreatif, berpikir kritis, komputerisasi, pemahaman budaya, dan mandiri dalam belajar serta berkarir hingga siswa siap dalam menghadapi persaingan global.
"Saat ini materi kurikulum STEM telah dipersiapkan untuk di sekolah-sekolah dalam negeri. Kurikulum tersebut juga mengajarkan anak didik tentang computational thinking. Artinya, bukan sekadar belajar menekan tombol, melainkan belajar memecahkan masalah dengan teknologi, atau berpikir layaknya komputer,” ujar pria yang aktif di organisasi Dewan Pakar di Asosiasi Guru TIK / KKPI Indonesia (AGTIFINDO).
Salah satu institusi pendidikan yang mengimplementasikan Pendidikan Abad 21 adalah Sampoerna Schools System melalui Sampoerna Academy dan Sampoerna University. Pendekatan Science, Technology, Engineering, Arts dan Math (STEAM) yang diterapkan Sampoerna Schools System, adalah representasi Pendidikan Abad 21 yang mengedepankan pendidikan project-based learning.
Siswa didorong untuk berpikir kreatif, analitis, dan berfokus pada solusi.
Kualitas-kualitas yang dibutuhkan individu untuk dapat berkompetisi di masa depan.
Head of Student Life Sampoerna University, Eddy Henry mengungkapkan, pendekatan STEAM diperkenalkan kepada siswa sejak taman kanak-kanak dan tingkat sekolah dasar, melalui pengajaran dan permainan yang mendorong mereka mampu memecahkan masalah sederhana.
Pada tingkat pendidikan menengah, hingga perguruan tinggi, siswa akan diberikan tingkat pemecahan permasalahan yang lebih kompleks.
"Mereka juga diperkenalkan bagaimana memanfaatkan alat bantu seperti komputer dan perangkat digital sesuai tujuannya," tandasnya. (esy/jpnn)