Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Palestine Youth Orchestra Melawan Lewat Seni

Kamis, 08 Agustus 2019 – 23:17 WIB
Palestine Youth Orchestra Melawan Lewat Seni - JPNN.COM
Palestine Youth Orchestra. Foto: Al Jazeera

jpnn.com, GAZA - Warga Palestina punya banyak cara untuk melawan penindasan kubu Israel. Salah satunya, melalui seni. Musisi dari negeri terisolasi itu berusaha membuktikan bahwa mereka bisa berkarya di tengah semua halangan. Musim panas ini, mereka mewujudkan mimpi tersebut dengan memulai tur Eropa.

Pos pemeriksaan perbatasan Tepi Barat-Jerusalem, 2008. Nai Barghouti menangis sejadi-jadinya. Dia menelepon sang ayah karena petugas melarangnya masuk ke Jerusalem. Berkali-kali dia berkata kepada petugas bahwa dirinya sudah melewati pos itu setiap minggu.

Gadis cilik 11 tahun tersebut selalu pergi ke Jerusalem untuk kursus musik dengan membawa surat izin dan fotokopi akta kelahiran. Kali ini petugas meminta salinan asli akta itu. Mereka tak memberikan celah sedikit pun agar Nai tak telat datang ke kursus.

BACA JUGA: Gaza Membara, Netanyahu Kirim Seluruh Armada Israel ke Perbatasan Palestina

Tak lama, Omar Barghouti datang. Melihat putrinya sesenggukan, dia menawarinya untuk pulang. ''Tidak. Saya tidak akan pulang karena itulah yang mereka inginkan,'' ucap Nai kepada ayahnya menurut Al Jazeera.

Tahun 2019, Nai Barghouti sudah keliling dunia sebagai penyanyi genre Arab klasik. Namun, perempuan 22 tahun tersebut tak pernah lupa dengan akarnya. Dia tetap bertahan dengan Edward Said National Conservatory of Music (ESNCM). Lebih tepatnya, sebagai pemain flute di Palestine Youth Orchestra (PYO).

Bagi Nai, seruling dan orkestra tersebut punya arti yang besar. Nai, nama yang diberi sang ibu, Safa Tamish, bermakna suling kayu. Karena itulah, dia diikutkan kursus flute di ESNCM cabang Jerusalem sejak usia 7 tahun. ''Sampai sekarang, saya bersyukur bisa terus menghadiri latihan musik. Saya tahu ini hak saya,'' ungkap Nai.

Kemudian, dia mulai mengenal PYO pada masa remaja. Kelompok tersebut didirikan Kepala ESNCM Suhail Khoury pada 2004. Saat itu dia merasa bahwa banyak generasi muda Palestina yang punya bakat bermusik. Masalahnya, mereka semua terpencar.

Warga Palestina punya banyak cara untuk melawan penindasan kubu Israel. Salah satunya, melalui seni.

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News