Panas Menyengat di Pakistan, Rumah Persemayaman Jenazah Kewalahan
jpnn.com - KARACHI – Hingga Senin (22/6), 148 nyawa melayang karena suhu ekstrem di Pakistan sejak akhir pekan lalu. Terutama di kawasan selatan. Di Kota Karachi, Provinsi Sindh, temperatur udara mencapai 45 derajat Celsius.
Zafar Ejaz, kepala Dinas Kesehatan Karachi, melaporkan bahwa seluruh rumah sakit di kota terbesar Pakistan itu sibuk merawat pasien yang tidak tahan dengan hawa panas. Rata-rata mereka mengalami dehidrasi.
”Sejauh ini, ada sedikitnya 148 laporan kematian terkait hawa panas,” katanya dalam jumpa pers. Dia melanjutkan, jumlah korban tewas masih bisa bertambah.
Selain merenggut 148 nyawa, hawa panas mengakibatkan ratusan warga Pakistan terpaksa menjalani perawatan di rumah sakit. Mereka mengeluh pusing, pandangan berkunang-kunang, dan demam.
”Sebagian besar pasien adalah warga lanjut usia. Fisik mereka sudah tidak kuat lagi menahan paparan hawa panas yang terus-menerus,” terang Seemi Jamali, juru bicara Rumah Sakit Jinnah.
Banyaknya korban tewas juga membuat pengurus rumah persemayaman jenazah kewalahan. Edhi Welfare Organization, yayasan yang biasa mengurus persemayaman hingga pemakaman jenazah, tidak sanggup menerima kiriman jasad yang terus mengalir sejak Sabtu (20/6).
Biasanya rumah persemayaman terbesar Karachi itu hanya menerima dan mengurusi maksimal 20 jenazah setiap hari.
”Kami terpaksa memakamkan 30 mayat yang tidak kunjung diambil keluarga atau kerabatnya. Itu kami lakukan supaya jenazah-jenazah yang terus berdatangan mendapatkan tempat,” ungkap Anwar Kazmi, salah seorang pengurus yayasan. Hingga kemarin, rumah persemayaman di kawasan Sohrab Goth tersebut masih menampung puluhan mayat.