Pancasila: Ideologi Jalan Tengah
Oleh: IR HM IDRIS LAENA, MH (Sekretaris Fraksi Golkar MPR RI)Mungkin umat Islam merasa Mayoritas pada saat itu, tapi secara History, Ummat Hindu sudah ada jauh sebelum Islam berkembang di Indonesia.
Saya baru sadar, bahwa ternyata rumusan kalimat demi Kalimat yang disebut Sila dan kemudian diberi nama PANCASILA, adalah merupakan Kompromi atas semua persoalan diatas. Dan oleh karenanya pantas saja, Bung Karno menyebut dirinya PENGGALI PANCASILA, untuk menggambarkan bahwa ideologi kita itu digali dari akar persoalan-tradisi-Budaya dan agama yang ada di Nusantara.
Sekarang kita patut bangga, bangsa besar bernama INDONESIA yang pada saat itu diimpikan oleh pemuda dan para pendiri bangsa ini, benar-benar terwujud.
Tentu, yang juga patut kita syukuri dan apresiasi, adalah para Raja dan Sultan yang berkuasa atas kerajaan mereka, ternyata dengan legowo bersedia bergabung menjadi bagian dari bangsa ini,yang kemudian dibingkai Menjadi NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA.
Yang juga menarik untuk diamati, ternyata NKRI bukan terdiri dari kerajaan-Kerajaan yang menggabungkan diri. Justru NKRI terdiri dari Provinsi-Provinsi dari Sabang sampai Merauke. Dari Miangas sampai Pulau Rote.
Karena itu,Bisa dibayangkan bagaimana Indonesia,tanpa Ideologi dan Dasar Negara bernama PANCASILA.
Ideologi yang digali untuk menjadi jalan tengah bagi perbedaan-perbedaan bangsa ini, dan di Uraikan dalam Sila yakni,”Ketuhanan yang maha Esa-Kemanusiaan yang Adil dan Beradab-Persatuan Indonesia-Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/Perwakilan dan Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia”.