Panitia Tolak Usulan Pemutihan Kartu di Babak 8 Besar
jpnn.com, JAKARTA - Panitia Piala Presiden 2018 memastikan menolak usulan pemutihan kartu kuning dan merah saat fase grup di babak delapan besar.
Sebelumnya usulan tersebut datang dari General Manager Arema FC Ruddy Widodo. Dia beralasan, pemutihan dibutuhkan untuk memaksimalkan persiapan tim-tim menuju Liga 1 2018.
"Kami kan ingin menyatukan tim, membangun kekompakan, dan juga menyeleksi pemain. Ada baiknya, pemutihan dilakukan agar pelatih bisa leluasa mencoba pemain-pemain yang ada," katanya.
Apa yang diutarakan Arema FC diamini Sriwijaya FC. Melalui sekretaris tim Ahmad Haris, Sriwijaya FC juga memberikan jalan tengah agar menjadi pertimbangan dari panitia pelaksana Piala Presiden.
"Di 2015 dan 2017 lalu, Piala Presiden ada pemutihan. Mungkin yang kartu kuning bisa diputihkan, tapi kartu merah tetap berlaku hukumannya di babak delapan besar nanti," ungkap Haris.
Menanggapi usulan tersebut, Tigor Shalom Boboy, Organizing Committee Piala Presidne bidang kompetisi langsung menegaskan tak mungkin mengubah regulasi yang telah disepakati dari awal Piala Presiden digelar.
"Dari awal kan disepakati kalau kalau tidak ada pemutihan, kecuali di final dan kecuali kartu merah. Jadi regulasi ini tetap dilakukan, tidak ada pemutihan. Penerapan disiplin di Piala Presiden ini, akan jadi contoh untuk kompetisi ke depan," tegas Tigor.
Babak gugur ini nantinya dihelat di Stadion Manahan, Solo, pada 3 dan 4 Februari mendatang. (dkk/jpnn)