Panpel Imbau Aremania Tak Nyanyikan Lagu Rasis
Dengan banner tersebut, terlebih dengan tata letak yang tepat karena bersinggungan langsung, secara tidak langsung mengigatkan Aremania.
"Parahnya supporter yang tidak ada sangkut pangkutnya dengan tim Arema atau lawan di lapangan justru disebut-sebut," ujar Ferry Anggriawan Charima, Aremania Kepanjen.
Dalam laga itu, Aremania terbukti menahan diri untuk tidak mengeluarkan nyanyian yang kerap dikeluhkan Aremania lainnya, yang datang bersama anak-anak. Memang sempat ada satu atau dua kali chant dinyanyikan, namun begitu sampai pada kata-kata yang dimaksud, suara tidak lagi terdengar.
"Bagus kalau seperti itu. Mari kita fokuskan dengan suport pada tim sendiri. Pasti banyak yang lebih nyaman seperti lawan Persija," ungkapnya.
Panpel Arema merasa bersyukur jika upaya yang mereka lakukan efektif. Sebab selama ini Panpel mendengarkan keresahan dari Aremania yang tidak sepakat dengan chant tersebut.
"Kalau efektif ya Alhamdulilah. Karena selama ini banyak orang tua yang resah datang ke stadion, takut anaknya iku-ikutan menyanyikan dukungan seperti itu," papar Ketua Panpel Arema, Abdul Harris.
Cara itu dinilai lebih efektik ketimbang memasang spanduk imbauan yang diletakkan tepat di depan pintu masuk tribun Stadion Kanjuruhan. "Tugas klub memang seharusnya memberikan edukasi pula pada supporter, agar iklim sepak bola dan antar suporter lebih positif," tambahnya.
Di laga selanjutnya, besar kemungkinan Panpel akan melakukan hal yang sama untuk mengurangi nyanyian rasis di dalam stadion. (ley/jon)