Pantun Politik Butet dan Hasto
Oleh: Dhimam Abror Djuraidjpnn.com - "Kang Emil memang kaya prestasi, memajukan Jabar penuh daya seni. Pemilu akan digelar beberapa bulan lagi, bacawapres Pak Ganjar ternyata ada di sini."
Itu adalah bait pantun yang diucapkan oleh Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto pada peletakan batu pertama (groundbreaking) pembangunan Monumen Plaza Soekarno di kawasan GOR Saparua, Bandung, Rabu (28/6).
Menjelang Pilpres 2024 para politikus dan seniman makin kreatif dalam memainkan pantun politik. Butet Kertarejasa, selama ini dikenal sebagai salah satu seniman yang berkelas. Pada puncak peringatan Bulan Bung Karno 24 Juni di Gelora Bung Karno, Butet tampil membacakan beberapa rangkaian pantun politik.
Ali-alih mendapat apresiasi, Butet malah mendapat rundungan dari banyak pihak. Butet dianggap sudah bukan lagi seorang seniman murni. Butet sudah dianggap sebagai bagian dari gerakan politik, dan malah ada yang menuduhnya sebagai seniman buzzer.
Butet membacakan kumpulan pantun di depan puluhan ribu kader PDIP, termasuk Megawati Soekarnoputri, Presiden Joko Widodo alias Jokowi, Puan Maharani, serta bacapres dalam Pilpres 2024, yaitu Ganjar Pranowo.
Di sini semangat meneruskan, di sana maunya perubahan. Oh begitulah sebuah persaingan.
Di sini nyebutnya banjir, di sana nyebutnya air yang markir. Ya, begitulah kalau otaknya pandir.
Pepes ikan dengan sambel terong, semakin nikmat tambah daging empal. Orangnya diteropong KPK karena nyolong, eh lha kok, koar-koar mau dijegal.
Jagoan Pak Jokowi rambutnya putih, gigih bekerja sampai jungkir balik. Hati seluruh rakyat Indonesia pasti akan sedih jika kelak ada presiden hobinya kok menculik.
Cucu komodo mengkeret jadi kadal, tak lezat digulai biar pun pakai santan. Kalau pemimpin modalnya cuman transaksional, dijamin bukan tauladan kelas negarawan.
Bagi yang sudah mengenal Butet akan dengan mudah menyimpulkan bahwa deretan pantun itu berada pada standar normal kualitas Butet. Namun, mungkin Butet sedang melayani audiensnya sehingga harus rela menurunkan standar kualitas kesenimananya.
Hasto menyampaikan sejumlah pantun yang memuji Ridwan Kamil, baik kepemimpinan Ridwan Kamil di Jawa Barat yang berhasil membangun monumen megah hingga rencana Pembangunan Patung Bung Karno tertinggi di dunia di Jawa Barat.