Para Model Androgini Surabaya, Merasa Risi Disapa Mbak
Meski dikategorikan sebagai androgini, Shindu biasa saja. Dia merasa bahwa style itu pemberian Tuhan. Dia tidak merasa gaya tersebut dibuat-buat.
Menurut Shindu, beberapa model yang muncul dan ikut casting sering harus pura-pura menjadi androgini. "Androgini itu identik dengan look-nya. Bukan dibikin-bikin. Ala-ala pakai high heels, bulu mata panjang, lipstik. No, nggak kayak gitu," paparnya.
Style itu rupanya memberikan spesialisasi yang berbeda untuk Shindu. Dia sering diorder untuk catwalk atau pemotretan. Menurut dia, di Surabaya tidak banyak desainer yang menggunakan style tersebut untuk fashion show. "Karena belum banyak tawaran catwalk, jadinya saya lebih sering dipanggil untuk pemotretan," ungkap model yang ikut berpartisipasi di Surabaya Fashion Parade awal Mei lalu itu.
Shindu menambahkan, selama ini banyak yang belum paham dengan gayanya. Dikira dibuat-buat. Padahal, papar dia, itu tampilan natural. Dia tidak mengarahkan diri menjadi perempuan.
Gaya yang masih jarang itu, menurut dia, bakal menjadi pasar tersendiri bila banyak yang ingin menjadi androgini. Namun, dia menyarankan model yang ingin menjadi androgini merasakan dulu tingkat kenyamanannya. "Sejauh comfortable, ya nggak masalah. Toh, ini hanya untuk pekerjaan," ujar laki-laki yang doyan mengenakan aksesori metal tersebut. (cik/c11/ayi)