Para Pembunuh Salim Kancil Itu Mirip Centeng, Dibayar Bulanan
jpnn.com - SURABAYA - Bukan hanya Kapolda Jatim Irjen Pol Anton Setiadji yang menilai kinerja Polres Lumajang kurang maksimal dalam mengungkap kasus pembunuhan dan penganiayaan berat terhadap Salim dan Tosan.
Temuan di lapangan juga menunjukkan, penyidik Polres Lumajang belum berhasil merangkai fakta peristiwa tersebut. Termasuk menemukan otak aksi sadis itu.
Dari informasi yang dihimpun Jawa Pos, kalau aparat Polres Lumajang serius, sebenarnya otak tragedi berdarah di Desa Selok Awar-Awar tersebut bisa didapat dari para pelaku yang tertangkap.
Sebab, di antara 22 pelaku yang ditangkap, diketahui sembilan orang merupakan anggota utama Tim 12. Sebagaimana diketahui, Tim 12 merupakan kelompok bentukan Kepala Desa Selok Awar-Awar Hariyono. Mereka selama ini bertugas layaknya centeng (tukang pukul).
’’Kasus pembunuhan itu kan bermula dari penolakan tambang. Nah, yang menikmati hasil tambang itu ya kepala desa. Jelas sudah rangkaiannya,’’ tegas sumber Jawa Pos yang selama ini dikenal berkawan dekat dengan Hariyono.
Menurut dia, dengan strategi pemeriksaan yang cerdas, para pelaku yang tertangkap itu pasti akan mengaku siapa yang menggerakkan dan menyuruh mereka menyerang aktivis anti penambangan liar. Tim 12 pasti akan loyal kepada Hariyono karena selama ini mereka digaji bulanan.
Tiap bulan, 12 orang tersebut menerima gaji Rp 3,5 juta. Dengan gaji sebesar itu, tugas Tim 12 tak ubahnya centeng. Tugas utama mereka adalah melancarkan bisnis dan kebijakan-kebijakan Hariyono.
Anggota Tim 12 itu membawahkan lagi beberapa orang yang dipekerjakan dengan gaji harian. Mereka biasanya dipekerjakan sebagai pengawas dan penjaga portal retribusi.