Parlemen Israel Pilih Netanyahu jadi PM
Jumat, 20 Februari 2009 – 06:11 WIB
Dalam rapat kabinet mingguan yang lalu, Livni menyatakan kepada mantan PM Ehud Olmert bahwa dia tidak akan berkoalisi dengan Netanyahu. Politikus perempuan itu juga menegaskan, Kadima tidak mau terlibat dalam pemerintahan koalisi yang dipimpin tokoh senior tersebut. Belakangan, Livni menawarkan ide lain. Yakni, berbagi pemerintahan seperti yang terjadi di masa Peres dan Yitzhak Shamir pada 1984.
Koalisi ideal, menurut Livni, adalah berbagi posisi PM. Dengan demikian, dua partai urutan satu dan dua dalam pemilu punya kesempatan menjadi pemimpin. Masing-masing berhak atas masa jabatan dua tahun. Namun, Lieberman menentangnya. "Livni seharusnya mengurungkan ide rotasi sebagai solusi. Sebab, justru akan menimbulkan kelabilan pemerintahan," katanya dalam wawancara dengan Agence France-Presse.
Netanyahu sendiri juga menolak ide Livni. Di hadapan media, dia berjanji akan membentuk pemerintahan koalisi, dengan melibatkan tiga partai yang mendominasi perolehan suara dalam pemilu parlemen lalu. Sebagai pemenang, Kadima memperoleh 28 kursi, disusul Likud dengan 27 kursi dan Yisrael Beitenu menduduki posisi ketiga dengan memperoleh 15 kursi.(hep/ami)