Pasar Terapung Kalsel, Riwayat Dahulu dan Kini
Lokasi itu diyakini berdekatan dengan keraton Kesultanan Banjar pada masa itu.
Namun, seiring waktu berjalan, makin banyak pedagang berpindah ke sungai yang lebih besar. Pilihan mereka ialah Sungai Barito.
Para pedagang pada masa itu datang dari berbagai kampung dengan membawa hasil bumi dari tempat masing-masing. Ada sayur, ikan, buah-buahan, dan barang berharga lainnya.
Di pasar terapung itulah para pedagang bertemu dan bertransaksi.
Setelah itu, mereka menyusuri sungai-sungai kecil menggunakan jukung atau jongkong untuk menjual dagangan ke rumah-rumah warga di pinggiran kali.
Merujuk buku berjudul ‘Bandjarmasin‘ karya sejarawan Idwar Saleh, Mansyur menuturkan pada awal pasar terapung belum ada transaksi menggunakan uang.
"Pakai sistem barter atau istilah di sini bapanduk," tuturnya.
Barter berarti perdagangan dengan saling bertukar barang. Misalnya, satu kilogram beras ditukar dengan beberapa ekor ikan tangkapan di sungai.