Pasokan Berimbang, Harga Jagung Stabil
Pasokan itu adalah jagung lokal yang memang ditujukan untuk konsumsi warga.
"Harga jagung di pasar saat ini masih sangat stabil, pasokan juga sangat berimbang, tidak lebih, tidak juga kurang, soalnya pasokan yang masuk di sini langsung dari petani bukan melalui perantara pengumpul. Lagi pula jagung ini memang jagung konsumsi (lokal), bukan jagung bisi dua (pertanian)," ungkap Husin, Rabu (8/2).
Saat ini, jagung Bisi Dua (pertanian) hanya dibanderol Rp 3200 per kilogram.
Nominal itu berbeda jauh dengan harga jagung lokal yang kini seharga Rp 9-10 per kilogram atau Rp 6 ribu per liter.
Menurut Husni, perbedaan itu karena jagung pertanian dan lokal mempunyai ciri serta kualitas yang berbeda.
Menurutnya, jagung lokal biasanya sangat baik untuk konsumsi manusia maupun hewan.
Sedangkan jagung produk ekspor tersebut hanya diperuntukan bagi produk luar dan tidak seenak jagung lokal bila dikonsumsi.
"Perbedaan harga tentunya punya alasan. Salah satunya itu dari segi rasa. Beda kualitas beda juga rasanya. Kalu jagung lokal enak dimakan, baik di campur nasi atau tidak. Tapi kalau jagung produksi pertanian, dari warnanya saja sudah kuning bukan oranye, seperti jagung lokal pada umumnya. Dari situ saja sudah diketahui, belum lagi rasanya, tentu sangat berbeda," jelasnya. (tr-56)