Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Pastikan Stok Pangan Saat Ramadan Aman agar Inflasi Terkendali

Kamis, 20 April 2017 – 16:31 WIB
Pastikan Stok Pangan Saat Ramadan Aman agar Inflasi Terkendali - JPNN.COM
Menteri Pertanian Amran Sulaiman (nomor dua dari kiri) dan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dalam sidak stok pangan jelang Ramadan di Pasar Beras Cipinang. Foto: Kementan

Untuk jagung hingga Februari 2017 produksinya mencapai 6,3 juta ton. Hal itu menunjukkan kenaikan dibanding produksi Januari-Februari 2016 yang mencapai 3,2 juta ton.

Hal itu pun menjadi pencapaian luar biasa. Pada 2016, pemerintah mampu meraih produksi total jagung sebesar 22,5 juta ton atau lebih besar dari capaian 2015 sebesar 19,6 juta ton.

Adapun untuk cabai di beberapa sentra produksi pada Maret 2017 dengan luas panen 35.611 hektare mampu menghasilkan 75.465 ton. Jumlah itu cukup karena kebutuhan masyarakat sebesar 68.472 ton.

Demikian pula dengan komoditas bawang yang pada angka produksinya pada 2016 mencapai 1,45 juta, selama Januari-Februari 2017 sudah mencapai 190 ribu ton. Pemerintah menargetkan selama tahun 2017 produksi bawang akan meningkat mencapai 1,68 juta ton.

Salah satu bahan pokok pangan yang juga jadi perhatian utama masyarakat adalah daging. Guna mengantisipasi tingginya konsumsi masyarakat, pemerintah merekomendasikan impor daging tahun 2017 sebesar 43.783 ton dari total 76.058 ton yang direkomendasikan. Dengan demikian, stok daging hingga Juni 2017 diperkirakan sebesar 82.189 ton yang terdiri dari stok di importir sebesar 14.665 ton, stok sapi di feedlot sebanyak 113.641 ekor atau setara 22.724 ton daging, serta stok daging kerbau impor di Bulog sebesar 44.800 ton. 

Dari total stok tersebut, kebutuhan masyarakat adalah sebesar 64.552 ton. Artinya ada ketersediaan stok sebesar 17.637 ton.

Ada beberapa langkah yang ditempuh pemerintah sejak awal terkait pemenuhan ketersediaan pangan secara keseluruhan. Diantaranya dari penambahan luas tambah tanam dengan menerapkan pola intensifikasi yang dirasakan lebih murah, pembiayaan dengan pola ekstensifikasi, konsep menanam di perbatasan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar dan remote area, serta target untuk pasar ekspor.

Untuk pengembangan pertanian di perbatasan, pemerintah telah memulainya dengan target penanaman 50.000 hektare di Entikong, Kalimantan Barat, Belu di Nusa Tenggara Timur seluas 75.000 hektare, serta target penanaman seluas 100.000 hektare di Pelalawan, Riau yang berbatasan langsung dengan Malaysia dan Singapura.

Isu ketersediaan pangan selalu menjadi sorotan menjelang Hari Besar Keagamaan dan Nasional (HBKN) terutama memasuki bulan Ramadan dan Idulfitri yang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close