Pastor Diserang saat Hendak Bacakan Injil
jpnn.com - MEDAN – Motif upaya aksi bom bunuh diri di Gereja Katolik Stasi Santo Yosep, Jalan Dr Masyur, menghebohkan Kota Medan, Minggu (28/8) pagi, masih menjadi teka-teki.
Menjadi pertanyaan juga, mengapa si pelaku, Ivan Hasugian (18), bisa dengan gampang masuk gereja.
Ananta Ginting, seorang jemaat ketika ditanyai Polisi di kafe yang berada tepat di seberang gereja, mengatakan, di Gereja Katolik Santo Yosep, siapa saja boleh mengikuti ibadah.
Biasanya banyak mahasiswa Univesritas Sumatera Utara (USU) yang ikut beribadah di Gereja Katolik Santp Yosep. Meski begitu, sesuai peraturan di gereja itu, jemaat dilarang membawa tas ransel masuk ke dalam gereja.
Jemaat lainnya, Klara (45), sebelumnya juga menarih curiga dengan tersangka. Pasalnya, dia tidak pernah melihat pelaku beribadah di gereja itu. Ditambah lagi, dia mengenakan ransel.
"Setelah baca injil dan mau homili (khotbah yang berkaitan dengan isi Kitab Suci), tiba-tiba saya melihat ada lelaki pendek lari. Dia mengenakan jaket dan bawa ransel," kata Klara.
Lelaki mencurigakan itu, kata Klara berlari menuju pastor sembari mengeluarkan pisau. "Siap pembacaan Injil, dari ranselnya ada percikan api. Anak-anak (jemaat lainnya) juga melihat percikan api itu dan bilang ada bom," tambahnya.
Dia mengaku, ada ledakan sekali terjadi di gereja tersebut. Menurutnya, ledakan itu mengeluarkan suara yang lumayan deras. "Kami kira ada lampu yang meledak," ujarnya.