Pasukan Saleh Bombardir Para Tetua Suku
Sabtu, 28 Mei 2011 – 10:34 WIB
Terpisah, Sheikh Sadiq al-Ahmar, ketua Federasi Suku Hashid sekaligus tetua suku paling berpengaruh di ibu kota, mengatakan bahwa sebenarnya kedua belah pihak sudah menyepakati gencatan senjata. Gencatan senjata itu menjadi langkah awal bagi kedua belah pihak untuk melangsungkan mediasi. "Jika rezim Saleh menghendaki revolusi damai, kami siap. Tapi, jika mereka memilih perang, kami pun siap," tandasnya.
Kemarin, tak kurang dari 30 pejuang Suku Hashid dimakamkan di Sanaa. Mereka hanyalah sebagian dari puluhan korban kekejian pasukan Saleh yang tak henti merepresi oposisi sejak kali pertama revolusi sipil meletus di Yaman. Bahkan, ancaman sanksi Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE) pun tak sedikitpun menyurutkan niat Saleh untuk membungkam suara mereka yang menuntut dia mundur.
Saat oposisi menjadi semakin kuat karena terus menuai dukungan rakyat, Saleh tak mau kalah. Dia melakukan berbagai cara untuk menunjukkan kepada dunia bahwa pengaruhnya masih kuat. Kemarin, lewat SMS, kubu Saleh mengundang para pendukungnya menghadiri aksi damai bertajuk "Friday of Law and Order." Pada hari yang sama, oposisi menyerukan aksi "Friday of Peaceful Revolution" lewat Facebook.