Paul Keating Ingatkan Australia Kebangkitan China
Mantan Perdana Menteri Australia, Paul Keating memperingatkan negaranya tidak memiliki kebijakan luar negeri yang mengakomodasi kebangkitan China dan mengklaim pengaruh internasional Australia akan berkurang.
Keating mengeluarkan pernyataan ini dalam sebuah forum diskusi tentang hubungan Australia-China dan mengatakan Pemerintah Federal harus memperhitungkan meningkatnya kekuatan Asia.
"Faktanya adalah Australia membutuhkan kebijakan luar negeri dan kebutuhan itu bersifat mendesak sekali dan Australia tidak memiliki kebijakan luar negeri, itulah masalah terbesarnya," katanya.
Keating juga meminta Amerika Serikat untuk berbagi kekuasaan strategis di Asia dengan China, dengan mengatakan AS harus mengubah pandangan kebijakan luar negerinya menyangkut Asia.
"Amerika Serikat masih secara fundamental mengejar kebijakannya untuk mempertahankan keunggulannya terutama dari China yang sudah jelas sedang bangkit dan karenanya menolak seluruh gagasan berbagi kekuasaan strategis di Asia, yang saya percaya bahwa Amerika Serikat harus melakukannya dengan China," katanya.
Mantan pemimpin Partai Buruh - yang sekarang duduk di dewan penasihat untuk Bank Pembangunan China, lembaga yang mendanai infrastruktur pertumbuhan kota-kota di China - mengatakan, operasi kemanusiaan seperti respon Australia atas jatuhnya pesawat milik maskapai Malaysia Airlines MH17 "layak", tetapi tidak cukup.
"Apakah kita memulihkan hubungan dengan orang dari Ukraina setelah bencana itu terjadi atau hal-hal ini, ini merupakan hal yang layak dilakukan oleh Australia ... tapi itu bukan kebijakan luar negeri," katanya.
"Kita berdua membutuhkan dan pantas memiliki nuansa kebijakan luar negeri yang tidak memperhitungkan pergeseran seismik besar di dunia ini."
Keating mengatakan Australia tidak seharusnya membantu AS untuk "mencoba dan melestarikan hegemoni strategis di Asia dan Pasifik".
"Hegemoni strategis oleh Amerika Serikat di Pasifik tidak mampu dalam melakukan pelestarian," katanya.
Keating memperingatkan Australia menjadi "kekuatan yang jauh lebih marjinal" dibandingkan 20 tahun yang lalu.
"Pengaruh kita berkurang dan karena itu saya pikir kita harus lebih tertarik pada dunia di sekitar kita," katanya.
Pembatalan penjualan Ausgrid
Keating juga berbicara tentang investasi asing di Australia dan bertanya tentang iklim politik saat ini, di mana beberapa crossbenchers utama di Senat ingin membatasi kepemilikan asing.
Awal tahun ini, Dakang Australia milik China menarik diri dari tawaran pengambilalihan untuk S Kidman dan Co setelah Bendahara Scott Morrison mengatakan ia merasa investasi yang diusulkan itu tidak dalam kepentingan publik.
Pemerintah Federal juga telah memblokir penjualan Ausgrid untuk kepentingan Cina dan Hong Kong.
Perusahaan Grid Corp milik pemerintah China dan Infrastructure Cheung Kong yang terdaftar di Hong Kong, kedua perusahaan ini mengajukan penawaran untuk penyewaan Ausgrid yang berusia 99 tahun, pemasok listrik ke sejumlah wilayah di Sydney, Wollongong dan Hunter Region.
Pemimpin oposisi Bill Shorten telah menyarankan Pemerintah dipengaruhi oleh One Nation dan tim Nick Xenophon, yang ingin membatasi kepemilikan asing, dengan menghalangi penjualan.
Pemerintah menepis tudingan itu dan Keating mengatakan ia akan "kecewa" jika keputusan itu bersifat politik.
Dia juga mengatakan penjualan "aset telekomunikasi strategis" di Australia harus dibatasi.
"Saya tidak berpikir semua perusahaan milik negara di negara manapun harus terus atau dapat memiliki dan menguasai aset telekomunikasi strategis di Australia," kata Keating.
Keating mengatakan ia tidak melihat masalah dengan perusahaan milik negara yang memiliki aset non-strategis.
Diterjemahkan 19:55 WIB, 31/8/2016, oleh Iffah Nur Arifah. Simak beritanya dalam Bahasa Inggris disini.
Lihat Artikelnya di Australia Plus