Paus Mengaku Dilarang Bertemu Pemimpin Gereja Ortodoks Rusia
Ditanya dalam wawancara kenapa dia tak pernah menyebut Rusia atau Putin secara spesifik, Fransiskus seperti dikutip harian itu mengatakan: "Seorang paus tak pernah menyebut kepala negara, apalagi negara, yang lebih tinggi daripada kepala negaranya".
Putin, anggota Gereja Ortodoks Rusia, menyebut tindakan Moskow di Ukraina sebagai "operasi militer khusus" untuk melucuti militer dan menghilangkan pengaruh Nazi di negara itu. Moskow membantah mengincar warga sipil.
Fransiskus secara spesifik menolak terminologi Rusia itu dengan menyebutnya sebagai perang yang menimbulkan "sungai darah".
Seorang sumber Vatikan yang mengetahui soal pertemuan itu mengatakan pada Jumat bahwa rencana itu sudah memasuki tahap lanjut, bahkan lokasi pertemuannya dipilih oleh Kirill.
Pertemuan itu akan menjadi yang kedua bagi Fransiskus dan Kirill, setelah mereka bertemu di Kuba pada 2016.
Pertemuan di Kuba itu adalah yang pertama bagi pemimpin Gereja Katolik dan pemimpin Gereja Ortodoks Rusia sejak Skisma Besar yang memecah persekutuan Kristen menjadi kubu Timur dan Barat pada 1054.
Fransiskus mengatakan sebelumnya bulan ini bahwa dirinya mempertimbangkan kunjungan ke Kiev. Dia mengatakan kepada wartawan dalam penerbangan ke Malta pada 2 April bahwa "rencana itu ada". Dia diundang oleh pemimpin politik dan agama di Ukraina.
Ditanya dalam wawancara dengan harian Argentina itu kenapa dia belum juga berkunjung ke Ukraina, dia mengatakan: "Saya tak bisa melakukan hal yang akan membahayakan tujuan yang lebih tinggi, yaitu mengakhiri perang, gencatan senjata atau setidaknya koridor kemanusiaan. Apa gunanya paus pergi ke Kiev jika perang terus berlanjut keesokan harinya?" (ant/dil/jpnn)