PDIP Bakal Gelar Gerakan 222 di Sungai Citarum
jpnn.com, JAKARTA - PDI Perjuangan bakal menghijaukan Sungai Citarum sebagai langkah merawat alam. PDIP menilai Sungai Citarum saat ini terdampak limbah rumah tangga dan industri.
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyatakan pihaknya mencanangkan gerakan memperindah alam raya dengan membersihkan sungai, menanam pohon, dan merawat mata air sebagai gerakan untuk menjaga keseimbangan alam di kalangan kadernya, khususnya yang duduk sebagai kepala daerah dan anggota DPR/DPRD.
Gerakan itu akan dilaksanakan pada 2 Februari 2020, ditandai dengan penanaman pohon yang dipusatkan di Sungai Citarum, Jawa Barat.
"Karena momentum tanggalnya tersebut maka ini adalah gerakan 222. Kami akan mengadakan gerakan penghijauan nasional yang dipusatkan di Sungai Citarum untuk menghormati peradaban di Indonesia Raya," kata Hasto dalam pidatonya di Rakorbid Pariwisata DPP PDI Perjuangan di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Minggu (22/12).
Hasto mengatakan sungai adalah penopang kehidupan dan kebudayaan sebuah bangsa. Begitu juga Citarum sejak ribuan tahun lalu. Namun, kini sungai itu begitu tercemar dengan kotoran hewan 100 ton per hari, limbah rumah tangga hingga 3 ribu ton per hari dan ratusan ribu ton limbah industri per hari.
Karena itu, lanjut Hasto, sesuai dengan semangat Hari Ibu yang dirayakan hari ini, yang intinya menghidupkan kembali hakikat kasih dari seorang ibu yang merawat lingkungan, PDI Perjuangan akan melakukan gerakan. Pada 2 Februari itu, kader di seluruh Indonesia melakukan pembersihan sungai dan got. Pusat gerakannya di Citarum.
Tak berhenti sampai disitu, merawat alam akan menjadi salah satu indikator penilaian terhadap kinerja kader. Khususnya bagi mereka yang duduk di kursi eksekutif dan legislatif.
"Ke depan, menjadi kepala daerah dan anggota DPRD dari PDI Perjuangan, kinerjanya akan diukur juga dari berapa banyak pohon yang mereka tanam, berapa kilometer sungai dibersihkan dari sampah plastik. Karena kami ingin merawat lingkungan yang juga merawat kehidupan," pungkas Hasto. (tan/jpnn)