PDIP Gelar Sekolah Partai Lagi untuk Gembleng Calon Kada
jpnn.com, JAKARTA - PDI Perjuangan kembali menggelar sekolah partai untuk menggembleng calon-calonnya yang diusung pada Pilkada Serentak 2018. Hari ini (10/12), partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu mengumpulkan para jagonya untuk Pilkada 2018 di Wisma Kinasih Depok, Jawa Barat untuk mengikuti program Sekolah Calon Kepala Daerah.
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto menyatakan, partainya terus berupaya melembagakan sekolah bagi calon kepala daerah. Melalui program itu pula calon kepala daerah ataupun calon wakil kepala daerah dari PDIP digembleng agar ketika kelak terpilih tidak hanya menjunjung tinggi ideologi tapi juga bisa memberikan solusi atas berbagai persoalan masyarakat.
“Hari ini sekolah calon kepala daerah dimulai sebagai tahapan strategis di dalam memenangi Pilkada Serentak 2018. Sekolah ini sebagai tanggung jawab partai kami untuk menghasilkan kepemimpinan ideologis, kepemimpinan yang membumikan Pancasila dan kepemimpinan yang membangun peradaban dengan memberi jawaban atas berbagai persoalan bangsa dan negara guna membangun masa depan yg lebih baik,” ujar Hasto.
Politikus asal Yogyakarta itu menjelaskan, Sekolah Calon Kepala Daerah PDIP sudah memiliki kurikulum dengan beragam materi. Misalnya, ada materi reformasi birokrasi sebagai penopang e-government, mewujudkan pemerintahan yang bersih dan bebas korupsi, serta hal-hal terkait dengan strategi pemenangan pemilu berdasarkan kekuatan gotong royong.
Melalui sekolah calon kepala daerah pula PDIP menanamkan nilai-nilai gotong royong. Sebab, pilkada harus bisa menjadi kerja bersama yang melibatkan kader dan simpatisan PDIP, serta calon kepala daerah yang diusung.
“Bagi PDI Perjuangan, pilkada bukan persoalan orang per orang. Pilkada merupakan pergerakan kolektif kepartaian bersama pasangan calon untuk memenangkan hati rakyat,” tegasnya.
Karena itu Hasto menegaskan, di dalam sekolah calon kepala daerah itu ada materi tentang membangun ikatan emosional. Dengan demikian ketika calon yang diusung terpilih, ikatan emosional itu menjadi modal penting untuk bekerja sama dalam kegotongroyongan.
“Kerja sama secara horisontal untuk menjalankan konsepsi pembangunan semesta berencana yang dirintis oleh Bung Karno. Kerja sama secara vertikal untuk memerkuat konsolidasi politik Presiden Joko Widodo,” tutur Hasto.