PDIP Harapkan Pengembangan Pariwisata Tak Tinggalkan Budaya
jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyatakan, upaya pengembangan pariwisata harus berangkat dari kecintaan terhadap Indonesia. Menurutnya, pengembangan pariwisata pun tak semestinya meninggalkan nilai-nilai budaya.
Hasto mengatakan itu ketika membuka Rapat Koordinasi Bidang (Rakorbid) Pariwisata DPP PDIP di Jakarta, Sabtu (30/9). "Jangan sampai pariwisata kehilangan maknanya karena meninggalkan budaya," ujar Hasto.
Pembukaan Rakorbid yang dilanjutkan dengan seminar nasional bertema Merekatkan Kebinekaan Melalui Pariwisata dan Kuliner itu juga dihadiri Menteri Pariwisata Arief Yahya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf. Para kepala daerah asal PDIP yang wilayahnya menjadi bagian dari destinasi wisata juga hadir sebagai peserta.
Hasto mengatakan, berbicara pariwisata dan kuliner nusantara maka titik tolaknya harus dari nasionalisme. "Tanpa itu pariwisata tidak akan berkembang sebagaimana kita harapkan," ucapnya.
Lebih lanjut Hasto menceritakan puisi karya Bung Karno berjudul Aku Melihat Indonesia. Dalam puisi yang ditulis saat Bung Karno menjalani pengasingan di Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT) itu tergambar kekayaan budaya dan keindahan Indonesia.
Bung Karno, tutur Hasto, juga menulis buku Mustika Rasa sebagai bentuk kekagumannya atas kekayaan kuliner khas Indonesia. Isinya adalah ribuan aneka bahan dan resep masakan khas nusantara.
Bahkan, kuliner khas Indonesia juga disajikan dalam Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung yang membuat para delegasi terpesona oleh cita rasanya. “Itulah bagaian dari upaya Bung Karno dalam mengenalkan wisata dan kuliner Indonesia," ungkap Hasto.
Karena itu Hasto meyakini Indonesia menjadi satu-satunya negara yang begitu kaya potensi pariwisata dan kuliner. Politikus asal Yogyakarta itu pun mengharapkan potensi pariwisata Indonesia bisa menjadi salah satu upaya mewujudkan kemandirian bangsa.