PDIP: Kebudayaan Sebagai Jalan Menuju Indonesia Maju
“PDI Perjuangan dalam sejarahnya telah membuktikan bahwa kebudayaan telah menjadi keyakinan dan melekat dalam diri kader-kader PDI Perjuangan. Jalan kebudayaan sebagai hulu pembangunan, sebagai jangkar membangun bangsa dari berbagai dimensi,” kata Hilmar.
Pada satu titik, lanjutnya, rakyat akan memilih siapa pemimpinnya yang membawa masyarakat menuju peradaban baru. Karena setiap kebaikan dan kebenaran akan menemukan jalannya.
Menteri Sosial Tri Rismaharini mengungkapkan kegelisahan terhadap persoalan budaya bangsa yang kian terdegradasi.
Risma berpesan bahwa sebagai bangsa yang memiliki akar budaya yang kuat, kita tidak boleh menyerah dan putus asa dengan kejadian yang dialami. Seperti yang sekarang tengah terjadi bencana di NTT.
“Pertanyaan reflektif, apakah kita masih memiliki semangat kepedulian terhdap sesama dengan aksi gotong-royong. Seperti di NTT, saya merespon anak muda untuk bergerak dalam satu narasi kebersamaan yakni gotong-royong, dan saat ini terkumpul sektar 6 miliar rupiah,” kata Risma.
Menurut Risma, hal lain yang menjadi catatan kritis adalah ketika momen pilkada, masyarakat kadang terjerumus dalam hal-hal pragmatis, namun militansi rakyat harus dibangun dengan nilai gotong-royong yang akan menguatkan rasa kebersamaan dan sepenanggungan. Inilah wajah Indonesia, dan budaya seperti ini harus terus digelorakan agar melekat dalam praktek hidup di bermasyarakat.
“Satu jalan untuk menegaskan nilai kegotong-royongan adalah berawal dari kampung. Masyarakat kampung harus dibentuk dan dikembangkan nilai dan budaya gotong-royong, karena kampung adalah cermin awal membangun nilai kebudayaan,” ujar eks Wali Kota Surabaya tersebut.
Wapemred Kompas Tri Agung Kristanto dalam paparannya menyampaikan Soekarno merupakan salah satu presiden di negeri ini yang mempunyai perhatian yang sangat tinggi pada seni dan budaya, khususnya budaya Jawa, dan lebih khusus lagi wayang dan seni rupa.