Pebalap Ini Jadi yang Terbaik Taklukkan Etape Neraka Tour de Banyuwangi Ijen
jpnn.com - BANYUWANGI - Pebalap asal Perancis Peter Pouly dari tim Singha Infinite Cycling keluar menjadi yang terbaik pada etape ketiga International Tour de Banyuwangi Ijen (ITdBI) 2015, Jumat (8/5). Pouly yang merupakan juara ITdBI tahun lalu itu berhasil menaklukkan etape "neraka" menuju kaki Gunung Ijen yang berada di ketinggian 1.871 meter di atas permukaan laut. Rute ini merupakan level tertinggi di balap sepeda (hors categorie).
Tanjakan menuju Gunung Ijen di Banyuwangi dikenal sebagai salah satu yang terekstrem di Asia karena berada di ketinggiannya melampaui tanjakan di Genting Highland dalam Tour de Langkawi Malaysia yang berada di ketinggian sekitar 1.500 mdpl.
"Rute tanjakan memang spesialisasi saya. Meskipun begitu, tanjakan ke Gunung Ijen Banyuwangi ini sangat berat. Pebalap mana pun boleh mengklaim sebagai climber, tapi kalau belum bisa menaklukkan tanjakan Gunung Ijen belum bisa disebut climber sejati," kata Pouly usai balapan.
Etape ketiga hari ini start dari kawasan laut Muncar dan berakhir di Paltuding, kaki Gunung Ijen. Pouly berhasil mencatatkan waktu 3 jam, 46 menit dan 52 detik. Posisi kedua direbut Daniel Whitehouse (Australia) dari UKYO Team dengan selisih 1 menit dan 35 detik. Di posisi ketiga ada Benjami Prades Raventer dari Matrix Powertag Team Powertag dengan selisih 3 menit dan 20 detik.
"Saya akan menjaga diri untuk etape terakhir besok agar tetap bisa menjadi juara umum," kata Pouly
Kemenangan Peter Pouly pada etape ketiga ITdBI mengantarkan dia merebut yellow jersey sebagai tanda pemimpin lomba. Pouly juga merebut red-polkadot jersey sebagai tanda raja tanjakan. Untuk kategori green jersey atau raja sprint ada nama Benjami Prades yang merebutnya dari King Lok Cheung (Hong Kong). Sedangkan red and white jersey, simbol pebalap Indonesia terbaik, dikuasai oleh Dadi Suryadi dari Pegasus Continental Cycling Team.
Etape ketiga dimulai dengan rute yang relatif datar sepanjang lebih dari 20 kilometer. Tak heran bila para pebalap yang memiliki karakter sprinter, memanfaatkan kesempatan untuk untuk melakukan 'breakaway' alias melesat meninggalkan rombongan besar. Rombongan kecil yang berjumlah sembilan pebalap memimpin di barisan terdepan.
Berdasarkan hasil intermediate sprint pertama di Gereja Maria Ratu, Curah, pebalap Dominic Perez dari Team 7-Eleven Filipina memimpin. Disusul Elan Riyadi dari Timnas Indonesia, Parno asal KFC dan Rendra Bayu Nugroho dari Puslatda Jatim. Mereka, bersama enam pebalap lainnya, meninggalkan rombongan besar dengan gap lebih dari lima menit.