Pedagang di Borobudur Minta Pasar Penampungan Dipercepat
Pasca-kebakaran Sentra Kerajinan dan Makananjpnn.com - MAGELANG – Kepolisian terus mendalami penyebab kebakaran Sentra Kerajinan dan Makanan Borobudur (SKMB) di Kompleks PT Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Kamis lalu (2/10). Pasca-kebakaran itu, para pedagang berharap bisa secepatnya membangun kembali tempat berjualan sementara.
Di tengah penyelidikan tentang sebab kebakaran, para pedagang sudah menggelar lapak dagangannya di salah satu jalur keluar yang dilalui wisatawan yang ke Candi Borobudur. Para pedagang korban kebakaran menggelar lapaknya di sepanjang jalan yang menjadi rute keluar wisatawan dari candi.
Mereka melakukan ini agar tetap memperoleh penghasilan selama menunggu pasar penampungan sementara selesai dibangun. “Kebakaran kemarin merupakan musibah dan pedagang tidak akan menuntut pihak manapun,” kata Warkim, pedagang di SKMB yang dikutip Radar Jogja edisi Selasa (6/10).
Para pedagang hanya berharap pembangunan pasar penampungan sementara segera direalisasikan dan cepat selesai. “Sehingga kami bisa berjualan kembali untuk menghidupi keluarga masing- masing,” imbuhnya.
Data di TWC Borobudur mencatat ada 963 lapak tempat berjualan di SKMB. Dari jumlah itu, 90 persen lapak ludes terbakar.
Dirut PT TWC Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko Laily Prihatiningtyas berencana merelokasi para pedagang korban kebakaran. Sejauh ini, lahan yang akan dijadikan lokasi pasar penampungan sementara telah disiapkan.
“Kami akan mulai dengan perataan tanah dulu di lahan yang akan dijadikan tempat penampungan sementara. Dengan begitu, para pedagang diharapkan tidak berjualan secara liar,” imbuhnya.
Menurut Laily, proses pembangunan akan dilakukan secepatnya. Sehingga pedagang bisa kembali melakukan aktivitas jual-beli. Ia minta pedagang tidak menggelar lapak sendiri, sehingga penataan lebih teratur. Pasca-kebakaran, ia mengaku hanya bisa memberikan ganti rugi infrastruktur. Sedangkan ganti rugi modal tidak disediakan.