Pedagang Ngotot Tetap Jualan di Kawasan Kartini dan Siliwangi
jpnn.com - KEJAKSAN - Rencana relokasi pedagang kaki lima ke kawasan BAT mendapat penolakan dari para pedagang. Ketua Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKLI), Asep Rambo mengatakan, para pedagang tidak mau dan menolak kegiatan relokasi tersebut. Pasalnya, relokasi tersebut bukanlah solusi yang baik dari pemerintah.
"Secara tegas kami menolak relokasi tersebut. Tidak ada perbincangan, secara tiba-tiba kami ditertibkan dan tidak boleh berjualan, sekarang diminta untuk relokasi,"Â tutur Asep, kepada Radar Cirebon (Grup JPNN), Sabtu (30/8).
Kalaupun ada pedagang yang pindah ke BAT, kata Asep, itu hanya segelintir pedagang. Dan baru dua hari pindah. Para pedagang itu kini sudah tidak berjualan lagi.
"Kemarin itu hanya formalitas saja. Kepentingan sejumlah oknum sehingga membawa beberapa pedagang untuk pindah ke sana. Sekarang juga mereka sudah tidak berjualan lagi,"Â tuturnya.
Para pedagang, kata Asep, tetap menghendaki berjualan di kawasan Kartini dan Siliwangi. Bahkan untuk memperjuangan nasibnya, dalam waktu dekat ini, para pedagang akan mendatangi gedung balai kota. Mereka akan meminta agar wali kota mengubah kebijakannya dan mengizinkan para pedagang untuk berjualan kembali.
"Kami akan perjuangkan hak kami untuk tetap berjualan. Kami hanya berjualan. Kalu memang ingin ada penataan, saya kira pemerintah kota bisa secara baik-baik. Tidak seperti ini,"Â bebernya.
Senada, Ketua Badan Komunikasi Ikatan Pedagang Kaki Lima, Suhendi SH juga tidak menghendaki adanya relokasi. Kalau penataan yang diinginkan oleh pemerintah, sebenarnya tidak harus melarang para pedagang untuk berjualan. Bisa dilakukan dengan cara sosialisasi dan berdiskusi dengan para pedagang.
"Karena saya yakin kalau ada perbicaraan terlebih dahulu, para pedagang juga ingin. Kalau perkaranya estetika ya kami juga mau ditata. Bukan tiba-tiba tidak boleh berdagang seperti ini. Kami secara tegas menolak relokasi itu. Kami ingin tetap berjualan di Kartini dan Siliwangi," tukasnya.(kmg)