Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Pedagang Sayur Bercerita tentang Putranya yang Sudah Sarjana Kerja di Astra, Gaji Pertama...

Selasa, 06 Juli 2021 – 07:32 WIB
Pedagang Sayur Bercerita tentang Putranya yang Sudah Sarjana Kerja di Astra, Gaji Pertama... - JPNN.COM
Seorang pedagang sayur keliling di Rangkasbitung saat melayani konsumen langganan. Foto: ANTARA

jpnn.com, LEBAK - Seorang perempuan pedagang sayur keliling di Kabupaten Lebak, Banten, mampu membiayai kuliah anaknya hingga menyandang gelar sarjana.

"Kami merasa bahagia setelah anak kami bernama Aldi (22) diwisuda dan kini bergelar sarjana ekonomi," kata Lani Yuliana (45), seorang pedagang sayur keliling, warga Palaton, Kabupaten Lebak, Senin (5/7).

Lani Yuliana sudah selama 15 tahun berjualan sayur keliling.

Pagi buta setelah Salat Subuh, Lani sudah berangkat ke Pasar Rangkasbitung untuk berbelanja aneka sayuran.

Mulai pukul 07.00 WIB dia berkeliling, masuk kampung keluar kampung di Rangkasbitung.

"Kami berjualan demi keluarga dan pendidikan anak, dan jangan sampai nasib anak seperti orang tuanya," katanya menjelaskan.

Suami Lani bekerja sebagai petugas pengamanan, penghasilannya tidak mencukupi untuk kebutuhan makan dan biaya pendidikan anak.

Karena itu, hanya bermodal Rp 800 ribu, Lani memilih berjualan sayuran keliling dan sampai kini masih bertahan.

Sebelumnya, kata dia, dirinya berjalan kaki hingga menempuh puluhan kilometer. Namun kini menggunakan sepeda motor.

"Kami bisa meraup keuntungan berjualan sayuran berkisar antara Rp 75 ribu sampai Rp 100 ribu per hari. Pendapatan sebesar itu bisa disisihkan untuk biaya pendidikan anak," katanya menjelaskan.

Dia bercerita bahwa saat ini dirinya cukup bahagia. Pasalnya, anaknya sudah diterima bekerja di perusahaan Astra di Tangerang.

Awal Juli 2021, Aldi menerima gaji perdana sebesar Rp 6,5 juta.

Begitu juga pedagang keliling lainnya, Mbak Endo (55), warga Rangkasbitung mengaku dirinya selama 30 tahun berjualan jamu keliling hingga dua putrinya menyandang gelar sarjana.

Kedua anaknya lulusan perguruan tinggi negeri di Semarang, Jawa Tengah, dan kini sudah bekerja sebagai pengajar di SMA Kabupaten Lebak.

"Kami berjualan jamu keliling pulang ke rumah bisa meraup keuntungan bersih Rp100 ribu per hari, dan tidak terdampak COVID-19, " katanya menjelaskan.

Maryati (50), seorang pedagang warga Rangkasbitung mengatakan selama wabah COVID-19, pendapatan dari berdagang sayur keliling meningkat dua kali lipat.

“Kami berjualan sayuran itu ke perumahan-perumahan dengan menggowes becak dan modal Rp 1,5 juta bisa meraup keuntungan Rp 150 ribu per hari," kata Maryati sambil menyatakan putranya berhasil menyandang gelar sarjana pertanian.

Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak Yudawati mengatakan Pemerintah telah menyalurkan permodalan untuk pedagang keliling melalui program bantuan produktif usaha mikro (BPUM) sebesar Rp 2,4 juta per KK.

Penyaluran bantuan modal itu menjalin kerja sama dengan BRI Rangkasbitung.

"Kami menyalurkan bantuan Program BPUM sebanyak 13.600 pelaku unit usaha, termasuk pedagang keliling," katanya. (antara/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?

Sejumlah pedagang sayur keliling di Lebak mampu membiayai kuliah anaknya, simak kisahnya.

Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA
X Close