Pejuang ini Dianugerahi Gelar Bapak Ilmu Pelayaran Karena...
KNI berfungsi semacam Dewan Perwakilan Rakyat. PNI sebagai satu-satunya partai politik di Indonesia. Hanya saja, melalui maklumat 31 Agustus 1945, pembentukan partai tunggal ini ditunda, dan segala perhatian dicurahkan ke KNI. Gagasan partai tunggal pun menguap sama sekali.
Seruan Bung Karno melalui siaran radio agar satuan-satuan perjuangan mendirikan Badan Keamanan Rakyat (BKR), disambut para tokoh pelaut dengan mendirikan BKR Laoet pada 10 September 1945.
BKR Laoet (cikal bakal TNI AL) bermarkas di Jl. Budi Utomo Jakarta Pusat.
M Pardi dipilih sebagai pimpinan. Didampingi antara lain oleh Martadinata, Adam, Darjaatmaka, R. Surjadi, Oentoro Koesmardjo.
BKR Laoet kemudian hari menjadi TKR Laoet, lalu jadi Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) dan kini TNI AL.
M Pardi digadang-gadang sebagai Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) pertama. Padahal tidak.
Yang pertama kali menjabat, “kepala putjuk pimpinan ALRI, Laksamana Muda Atmadji,” tulis Sudono Jusuf.
M Pardi memang pernah menduduki posisi tersebut. Tapi setelah Atmadji. Dia memimpin Markas Besar Oemoem Angkatan Laut yang berkedudukan di Yogya.