Pekik Merdeka di Puncak Pulau Dewata Pada Hari Pertama 2022
Di ketinggian itu, lampu dari perkampungan dan jalanan di kejauhan tampak berkelap-kelip. Hasto menghela napas, lalu mengucap lirih.
"Begitu kecil manusia itu. Mendaki ini juga merupakan salah satu cara saya mengingat diri bahwa betapa kecilnya diri saya ini," tuturnya.
Sepuluh menit kemudian, mereka beranjak pergi dari pos satu. Jalur pendakian menujuk pos dua makin terjal.
Tanaman di sekitar jalur pendakian pun mulai terbatas. Tak ada lagi pohon yang menjulang tinggi.
Stamina Hasto mulai menurun menuju pos dua itu. Langkah kakinya kian lambat. Jangkauan kakinya pendek-pendek.
Insinyur lulusan Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada itu makin sering berhenti. Maju lima langkah ke depan, lalu berhenti sejenak mengambil napas.
"Memang fisik sudah mulai lemah," katanya.
Namun, ada tujuan yang tak menyurutkan keinginan Hasto menginjakkan kakinya di puncak Gunung Agung. Sudah sejak Tahun Baru 2019, bapak dua anak itu selalu mendaki gunung di Bali.