Pelajar Diingatkan Deteksi Dini Kanker
jpnn.com, SURABAYA - Kanker payudara masih menjadi hantu menakutkan bagi perempuan. Banyak perempuan yang tidak menyadarinya karena kerap tidak menimbulkan gejala khusus.
Karena itu, perlu upaya deteksi dini penyakit kanker. Tujuannya, memudahkan penyembuhan sekaligus meringankan biaya pengobatan.
Berdasar penelitian jurnal kedokteran, kanker payudara kebanyakan menyerang perempuan usia di atas 25 tahun.
Namun, penyakit tersebut tidak tertutup kemungkinan menyerang perempuan di bawah usia tersebut.
''Kasus termuda yang pernah kami tangani di tempat kami, usia 13 tahun sudah terdiagnosis mengalaminya,'' ujar dr. Dwi Rahayuningtyas dalam acara sosialisasi deteksi dini kanker payudara yang diadakan Rotary Club Surabaya Timur di SMAN 2.
Karena itu, sasaran sosialisasi yang biasanya ditujukan untuk para ibu muda kini diarahkan pada pelajar. Dokter di Rumah Sakit Onkologi Surabaya tersebut menambahkan, semakin awal terdeteksi, penanganan yang diberikan bisa maksimal. Bahkan, persentase kesembuhan juga semakin tinggi.
''Kalau bisa dideteksi saat masih stadium 0-1, potensi kesembuhan bisa mencapai 100 persen,'' tambahnya.
Cara paling sederhana melakukan gerakan sadari (periksa payudara sendiri). Aktivitas tersebut bisa dilakukan sejak perempuan menstruasi. Paling tidak sebulan sekali.