Pembangunan Smelter PT Freeport di Gresik Baru Mencapai 3,86%
jpnn.com, JAKARTA - Pembangunan smelter setelah divestasi saham PT Freeport Indonesia (PT FI) ke PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) saat ini baru mencapai 3,86 persen.
Direktur Utama PT FI Tony Wenas menyatakan, pembangunan smelter hingga Februari 2019 telah mencapai 3,86 persen atau hampir 100 persen dari rencana yang disampaikan kepada pemerintah.
’’Ini akan terus kami selesaikan dan diharapkan pada akhir 2022 sudah selesai, sudah keluar asapnya lah,’’ ujar Tony akhir pekan lalu. Smelter PT FI yang dibangun di Gresik, Jawa Timur (Jatim), bakal mengelola 2 juta ton konsentrat.
Saat ini, lanjut dia, lahan sudah siap dan tinggal dilakukan pemadatan serta mengeluarkan air-air di dalam. Lahan inti yang digunakan sekitar 35 hektare. Secara bersamaan, dilakukan pemancangan paku bumi (piling) sambil menunggu kesiapan lahan lain secara bertahap.
Menurut dia, sudah banyak lembaga keuangan yang berminat membiayai investasi pembangunan smelter tersebut, baik dari luar maupun dari dalam negeri.
Sebelumnya, ada banyak pertimbangan lokasi selain Gresik untuk membangun smelter tersebut. Misalnya, Papua dan Nusa Tenggara Barat (NTB. Pada akhirnya, pemilihan Gresik, tepatnya di kawasan industri terpadu Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE), didasarkan pada pertimbangan pasokan energi seperti listrik, lokasi yang strategis, dan kapasitas smelter. Di Gresik, limbah smelter dapat dimanfaatkan untuk produksi pupuk maupun semen.
BACA JUGA: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal-I 2019 Capai 5,07 Persen
Dirjen Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Bambang Gatot menuturkan, pemerintah akan mengevaluasi perkembangan pembangunan smelter setidaknya enam bulan sekali. ’’Jika perkembangannya tidak sesuai dengan yang disampaikan ke pemerintah, izin ekspornya bakal dicabut,’’ tegasnya.