Pembangunan Terowongan MRT Jakarta Tahap Pertama Sudah Setengah Jalan
Terowongan kereta bawah tanah pertama di Jakarta telah mencapai setengah dari jarak 6 kilometer, meningkatkan harapan bahwa proyek Mass Rapid Transit (MRT) senilai 1,6 miliar dolar (atau setara Rp 16 triliun) -yang sempat tertunda lama -ini bisa diselesaikan.
Para komuter dan pengguna kereta di Jakarta sempat dijanjikan jalur monorel pada tahun 2004 dan selama 10 tahun berikutnya, ratusan tiang beton didirikan sebelum proyek itu terhenti dan akhirnya ditinggalkan dua tahun lalu, di tengah argumen tentang persoalan biaya.
Jaringan busway juga tak pernah diselesaikan dengan baik, dan jalur rel di atas tanah, kini, sangat berbahaya di sejumlah penyeberangan.
Awal pekan ini, hanya beberapa hari setelah upacara peletakan batu pertama untuk proyek kereta cepat, para politisi Indonesia mengatakan, pekerjaan di jalur Jakarta-Bandung harus berhenti sampai dokumen dan perizinan diselesaikan.
Tapi jalur 16 kilometer pertama dari MRT tetap dijadwalkan selesai pada tahun 2018.
Direktur MRT, Dono Boestami, mengatakan, moda transportasi ini sudah lama ditunggu-tunggu.
"Studi ini dilakukan lebih dari 25 tahun yang lalu. Kami mulai ‘groundbreaking’ di lokasi ini pada bulan Oktober 2013. Jika Anda bertanya kepada saya mengapa ini berjlan begitu lama, saya tak bisa menjawab," tuturnya.
‘Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali’