Pembubaran OJK Bisa Berefek Domino
jpnn.com - JAKARTA - Rencana pembubaran Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diprotes mahasiswa yang tergabung dalam Komite Aksi Mahasiswa untuk Reformasi dan Demokrasi (KAMERAD). Mereka melakukan aksi protes di depan gedung Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (18/9).
Penolakan pembubaran OJK ini didasari atas efek domino yang ditimbulkan. Selain itu, peniadaan lembaga ini juga bisa menimbulkan ketidakpastian hukum.
"Pembubaran OJK bisa menimbulkan ketidakpastian hukum. Bahkan bisa berefek domino," kata Presedium KAMERAD, Haris Pertama saat menggelar orasi.
Menurut Haris, jika memang keberadaan OJK masih dinilai ada kelemahan. Alangkah baiknya tidak membubarkan melainkan mengamandemen UU OJK. "Salah satu yang diperlukan OJK adalah sebuah badan pengawas untuk menjaga lembaga itu berjalan sesuai koridornya," tegasnya.
Disebutkan pula Haris bahwa tujuan dasar dibentuknya OJK karena Bank Indonesia dianggap gagal dalam mengawasi bank-bank yang ada saat ini.
"Kita juga harus ingat jika pembentukan OJK ini tidaklah mudah dan murah, bahkan OJK dibentuk dengan memakan cost politik yang sangat besar dan waktu yang cukup lama, sekitar 10 tahun, apakah akan dibubarkan begitu saja? Tentu rencana ini akan kita lawan," ujar Haris.
Haris menilai OJK sangat berperan aktif untuk membantu masyarakat yang menjadi korban mafia-mafia perbankan. "OJK memang baru dibentuk, sehingga perannya belum begitu terlihat. Alangkah baiknya kita percayakan mereka bekerja secara profesional dan independen," bebernya.
KAMERAD menduga di balik rencana pembubaran OJK didalangi oleh salah seorang pegawai Bank Indonesia. "Orang ini perlu dipanggil oleh Gubernur BI, karena Dia juga diduga sebagai backing mafia perbankan dan sektor keuangan. Kami juga meminta, MK menolak gugatan tentang pembubaran OJK demi kemaslahatan umat," katanya. (awa/jpnn)