Pembunuh Wahid Ditembak Polisi
“Kemudian mobil dibawa korban. Jeni dan Mohammad Arif sudah merencanakan ingin menjual mobil tersebut ke seseorang di Kuningan. Tersangka sudah berniat menghabisi korban, dan menguasai mobilnya. Jika korban tewan, maka pihak rental akan kesulitan untuk melacaknya. Makanya kedua tersangka sempat meracuni korban, namun tidak meninggal,” jelas Joni.
Mereka berangkat dari Karawang siang hari dan tiba di Kuningan malam hari. Setelah usaha meracun korban gagal, sambunng dia, tersangka kemudian berniat membunuhnya.
Agar niatnya terlaksana, di sebuah minimarket di kawasan Jalaksana sekitar pukul 20.00 malam, tersangka membeli pisau dapur sebanyak dua buah.
“Para tersangka membeli pisau sebanyak dua buah di minimarket tersebut, sedangkan korban tetap menunggu di dalam mobil. Dari Karawang sampai Kuningan, korban yang mengemudikan mobil rental itu,” terang kapolres.
Usai membeli pisau, terang kapolres, mereka kemudian melanjutkan perjalanan menuju Kota Kuningan. Di rest area Cirendang, ketiganya memilih istirahat dan memarkirkan mobil. Wahid yang duduk di kursi kemudi lalu merebahkan jok mobil dan tiduran. Begitu juga Mohammad Arif yang duduk di sebelahnya, serta Jeni duduk di jok tengah, ikut istirahat.
Sekitar pukul 01.00 malam, korban dan para tersangka bangun. Jeni yang duduk di bangku tengah tepat di belakang sopir langsung menghujamkan pisau ke tubuh Wahid yang sedang rebahan. Tersangka lainnya, Mohammad Arif juga menusukkan pisau yang dipegangnya. Korban yang mendapat serangan mendadak tidak bisa melakukan perlawanan.
"Ada lima luka tusukan di tubuh korban. Satu tusukan tembus hingga ke liver korban, hingga menyebabkan meninggal. Melihat rekannya sudah tewas berlumuran darah, kemudian diangkat dan dipindahkan ke jok belakang,” ungkapnya.
Saking kencangnya tusukan, nyaris gagang pisau masuk semua. Itu dibuktikan dengan bekas darah di gagang pisau. Kemudi kendaraan diambil alih tersangka.