Pemenang Sejati untuk Hati dan Perilaku Kita
jpnn.com - BAGI sebagian orang, Hari Raya Idul Fitri sering diidentikkan dengan baju baru, mobil baru bahkan rumah baru. Tak heran jika selama bulan Ramadhan, pusat-pusat perbelanjaan, butik-butik pakaian, hingga dealer-dealer kendaraan bermotor diserbu masyarakat.
Fenomena ini terjadi bukan hanya di kota-kota besar semata, tapi juga terjadi di kota-kota kecil di pelosok nusantara Pasar-pasar tradisional ramai sesak orang tidak kalah dengan mall-mall dan pusat perbelanjaan modern lainnya.
Tidak ada yang salah dengan tradisi membeli baju baru atau kendaraan bermotor baru untuk Hari Raya Idul Fitri. Dari sisi ekonomi, tradisi ini telah mampu menggerakkan roda ekonomi masyarakat, khususnya kelas menengah ke bawah.
Dalam salah satu kesempatan di bulan Ramadhan, saya pernah berbincang dengan seorang tukang parkir di sebuat pusat perbelanjaan di Jakarta.
Dia tampak begitu bahagia, karena banyaknya pembeli yang datang ke pusat perbelanjaan itu telah memberikan berkah tersendiri bagi pendapatan dia sebagai tukang parkir.
Parkir resmi Mall tersebut sesak penuh sehingga meluber sampai ke luar area parkir resmi. Di sinilah berkah Ramadhan bagi tukang parkir tidak resmi.
Di tengah situasi gegap gempita orang berebut baju dan kendaraan bermotor baru itu, kita sepertinya lupa bahwa bulan Ramadhan diberikan kepada umat Nabi Muhammad SAW sebagai bulan yang istimewa, agar kita lebih bisa menahan hawa nafsu.
Dengan berpuasa, kita diharapkan bisa merasakan bagaimana penderitaan orang-orang miskin yang menahan lapar dan dahaga karena keterbatasan ekonomim sehingga menggerakkan hati kita agar lebih peduli terhadap fakir miskin dan yatim piatu yang kemudian pada akhirnya akan menggerakkan tangan kita mengeluarkan zakat, infaq dan shodaqoh untuk meringankan beban mereka.