Pemerintah Ajukan 10 Persen
Kenaikan Tarif Listrik Dibahas DPRDemikian disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa dalam rapat kerja bersama Komisi VII DPR membahas RAPBN 2012, Kamis (22/9). Hatta mewakili Menteri ESDM Darwin Zahedy Saleh yang sedang bertugas di luar negeri. Di akhir rapat, Komisi VII DPR memutuskan melanjutkan pembahasan pada Senin (26/9).
jpnn.com - Hatta menjelaskan, alokasi anggaran subsidi listrik dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2012 direncanakan sebesar Rp 45 triliun. Rinciannya, subsidi tahun berjalan Rp 40,5 triliun ditambah carry over subsidi 2011 sebesar Rp 4,5 triliun, sehingga totalnya Rp 45 triliun. Angka itu setara 0,6 persen dari Produk Domestik Bruto Indonesia.
Jumlah subsidi listrik 2012 lebih rendah Rp 20,5 triliun atau 31,4 persen dari alokasi subsidi listrik pada APBN-P 2011 sebesar 65,5 triliun, atau 0,9 persen dari PDB Indonesia. Perhitungan subsidi listrik tahun 2012 didasarkan pada asumsi Indonesian crude price (ICP) USD 90 per barel, nilai tukar rupiah 8800 per USD, margin usaha PT PLN 7 persen, perkiraan peningkatan penjualan tenaga listrik berkisar 10,4 persen dari penjualan 2011, dan susut jaringan sekitar 8,5 persen.
Menurut Hatta, subsidi listrik masih harus disediakan karena tarif tenaga listrik (TTL) yang berlaku lebih rendah bila dibandingkan pokok penyediaan tenaga listrik. Tetapi subsidi juga harus dikendalikan demi menjaga kesinambungan dan kredibilitas fiskal. Saat ini anggaran subsidi mencapai 20 persen dari APBN.
Selama beberapa tahun terakhir, subsidi listrik selalu mengalami peningkatan signifikan. ”Maka kenaikan tarif listrik 10 persen perlu dibahas bersama DPR,” kata ketua umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN) ini.
Rencana kenaikan tarif listrik ini berkaitan pula dengan upaya pemerintah meningkatkan elekrifikasi. Menurut Hatta, baru 60 persen rakyat Indonesia yang menikmati listrik. Masyarakat yang belum teraliri listrik tidak hanya berada di luar Pulau Jawa, tetapi juga di Pulau Jawa yang infrastrukturnya sudah memadai. ”
Kita ingin meningkatkan elektrifikasi. Tapi di sisi lain, setiap kilowatthour elektrifikasi yang kita tingkatkan, subsidi harus bertambah. Di sinilah pentingnya kita menaikkan tarif listrik,” ujar Hatta. (dri)