Pemerintah Didorong Giat Sosialisasi Perbedaan Susu dan SKM
Jumat, 16 Oktober 2020 – 21:34 WIB
Pendapat serupa juga disampaikan peneliti dari Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Natalya Kurniawati.
Menurutnya, persoalan kental manis disebabkan karena mindset bahwa produk ini adalah susu telah mengakar selama bertahun-tahun.
Ditambah literasi gizi masyarakat menangah ke bawah masih rendah.
Hasil riset tersebut juga menunjukan susu menjadi hal krusial di masyarakat di mana konsumen di Depok, sebesar 21,2 persen menempatkan SKM sebagai tambahan gizi di menu makannya.
Kemudian, 35 persen di Solo menyatakan kental manis masuk menjadi menu makanan sehari-hari di mana dalam keluarga ini terdapat anak-anak usia 5-18 tahun. (esy/jpnn)