Pemerintah Klaim Berhasil Turunkan Angka Buta Aksara di Indonesia
jpnn.com, JAKARTA - Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Pendidikan Dasar dan Menengah (PAUD Dasmen) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Jumeri mengklaim pemerintah sudah berhasil menurunkan angka buta aksara di Indonesia.
Ini dilihat dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2019. Persentase buta aksara tahun 2011 sebanyak 4,63 persen, dan pada 2019 turun menjadi 1,78 persen.
“Artinya, angka buta aksara di Indonesia terus mengalami penurunan setiap tahunnya seiring dengan terlaksananya berbagai strategi yang inovatif dan menjawab kebutuhan belajar masyarakat,” kata Jumeri dalam taklimat media daring bertema peringatan Hari Aksara Internasional (HAI), Jumat (4/9).
Sebagai pengingat akan komitmen penuntasan buta aksara, maka UNESCO menetapkan tanggal 8 September sebagai Hari Aksara Internasional (HAI).
Tahun ini tema yang diusung oleh UNESCO adalah Literacy Teaching and Learning in The COVID-19 Crisis and Beyond with a Particular Focus on The Role of Educators and Changing Pedagogies.
“Mengacu tema tersebut, Kemendikbud menetapkan tema Pembelajaran Literasi di Masa Pandemi COVID-19, Momentum Perubahan Paradigma Pendidikan,” ucap Jumeri.
Menurut Jumeri, strategi penuntasan buta aksara beberapa tahun terakhir difokuskan pada daerah tertinggal, terdepan, terluar (3T) karena daerah tersebut sulit dijangkau terutama di masa pandemi.
Jumeri berharap, masa krisis ini menjadi momentum bagi seluruh pihak untuk menunjukkan keberpihakannya terhadap peningkatan literasi.